LEPAR PONGOK, LASPELA – Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Babel, Bambang Patijaya berdialog dengan warga di Desa Penutuk, Lepar Pongok, Bangka Selatan, Babel.
Bambang melakukan bertemu masyarakat di Basel. Usai mendengar keluh-kesah warga seperti petani, nelayan, dan pekerjaan lainnya di Lepar Pongok.
Seperti halnya M Yunus (71) warga Lepar Pongok mengharapkan adanya perhatian lebih dari pemerintah terhadap dermaga yang rusak di Desa Penutuk, Lepar Pongok Kabupaten Bangka Selatan.
Menurut dia kondisi dermaga Penutuk yang berusia tua ini sudah ambruk, dan bisa menghambat jalan perekonomian di daerah sini.
“Dermaga ini jalur penghubung ekonomi warga, sebab terhubung ke empat desa seperti Penutuk, Tanjung Labu, Tanjung Sangkar, dan Kumbung, sekarang kita lihat kondisinya masih belum pulih pasca ambruk,” ucap Yunus diwawancarai di Lepar Pongok, Basel, Sabtu (9/11/2018).
Dijelaskannya bahwa dermaga sebagai penghubung perekonomian daerah, sekaligus menjadi aset dalam akses penghubung yang penting bagi warga Lepar Pongok.
“Bom/dermaga inilah gerbang masuk ke pulau Lepar, dan hak kami sebagai warga memilikinya. Itu aset penting kami, tolong diperhatikan, diperbaiki demi warga setempat dan perekonomian daerah,” harapnya penuh.
Dengan sigap BPJ sapaan akrabnya itu menanggapi permasalahan dermaga yang dianggap cukup krusial. Pasalnya, ini menyangkut suplai pergerakan perputaran ekonomi warga dan sebagai penghubung empat desa di Lepar Pongok.
“Jadi hak masyarakat seperti accessibility alias akses menuju ke suatu tempat itu penting. Terlebih tadi saya dengar keluhan warga akan dermaga ini, mereka harap pemerintah segera merenovasinya,” ia menuturkan.
Maka dari itu, lanjutnya tugas dan fungsi jika nanti dirinya diberikan kesempatan menuju berhasil menuju ke Senayan sebagai DPR RI, otomatis keluhan dan aspirasi warga harus diperjuangan.
“Solusinya adalah sesuai fungsi DPR RI yakni melakukan penganggaran, pengawasan, dan legislasi kepada masyarakat. Problem-problem seperti itu bakal diperjuangkan bagi rakyat, kita semuanya ingin bergerak bersama untuk Babel juara,” tukas Bambang.
Di sisi lain dia juga menyampaikan aspirasi warga lainnya terkait pertama perikanan peralatan penangkapan ikan masih manual, padahal zaman sudah canggih ada perlengkapan lampu sorot dll. Kedua, pertanian terus dikembangkan lagi, diketahui bersama memang harga komoditi lada, sawit, dan karet lagi anjlok. Tentu berpengaruh bagi perekonomian masyarakat.
“Ketiga soal transportasi laut, mereka (warga) curhat transportasi yang affordable (terjangkau) biar perekonomian jadi lebih baik ke depannya. Oleh karena itu, hak-hak rakyat seperti ini akan diperjuangkan ke Kementerian Perdagangan, Perikanan, Perekonomian, Pariwisata dan instansi terkait,” pungkas BPJ.(Tim/*)