Oleh : Nopraanda Putra
BOGOR, LASPELA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Selatan (Basel)melalui Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DPPP) Basel melakukan audiensi dengan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB), Kamis (6/12).
Tujuan audiensi untuk melakukan penjajakan serta kerjasama terkait peningkatan potensi sumberdaya pesisir dan kelautan di Negeri Jinjung Besaoh.
Turut hadir Kepala DPPP Basel, Suhadi di dampingi Kabid Perikanan, Abdul Haq juga dihadiri oleh Kepala PKSPL Dr. Ario Damar dan semua kepala divisi.
Dalam paparannya, Suhadi memaparkan mengenai kondisi existing, potensi, isu strategis dan arah kebijakan bidang perikanan dan pesisir Basel.
“Sebagai Kabupaten yang bercirikan kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 59 pulau dengan luasan terumbu karang sebesar 18.209 hektar, padang lamun 36.859 hekar, luasan hutan mangrove 31.018 hektar dan panjang garis pantai 282 kilometer, serta produksi perikanan lebih dari 40.000 ton menjadikan pesisir mempunyai nilai valuasi ekonomi dari ekosistem pesisir Kabupaten Bangka Selatan lebih dari 6 Triliyun rupiah,” kata Suhadi.
Paparan tersebut ditanggapi positif oleh kepala PKSPL, Dr. Ario Damar, menurutnya inilah potensi yang strategis dan sebagai potensi yang luar biasa untuk dikembangkan.
Ia mengatakan audiensi dan penjajakan ini memberikan masukan bahwa salah satu key point kesuksesan pengembangan ekonomi pesisir adalah dengan pengembangan Integrated Coastal Management (ICM).
“Dalam beberapa contoh penerapan ICM di berbagai kota di dunia, ICM telah berhasil melipat gandakan nilai valuasi ekonomi dan PDRB suatu kota bahkan lebih dari 10 kali lipat,” katanya.
Oleh karena itu, ia menyarankan bahwa implementasi ICM tentu harus melibatkan banyak stakeholder. Perikanan dan pesisir sebagai prime mover atau sektor andalan, OPD serta pihak swasta sebagai penunjangnya.