Dindikbud Basel Sambut Mapel PMP ke Kurikulum

Oleh : Nopraanda Putra

TOBOALI, LASPELA- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Bangka Selatan (Basel) menyambut baik rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait pendidikan Pancasila yang akan masuk kurikulum pendidikan lagi.

“Sangat baik sekali. Dulu ada pelajaran PMP – Pendidikan Moral Pancasila – yang mengajarkan anak-anak didik tentang moral yang berdasarkan nilai-nilai pancasila sehingga tingkah laku dan sikap siswa dari mulai jenjang SD sampai SLTA sudah tertanam nilai-nilai Pancasila,” kata Kepala Dindikbud Eddy Supriadi, Rabu (28/11).

Ia mengatakan, dengan adanya pendidikan Pancasila dapat membangun karakter dan sikap demokrasi yang berazaskan Pancasila.

“Siswa waktu itu, sudah terbangun sikap-sikap yang baik, saling menghargai dan menghormati. Saya pikir sangat bagus kalau PMP dijadikan pelajaran kembali di sekolah,” tambah Eddy.

Ia juga menegaskan Pancasila merupakan produk yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. Hal itu yang harus dipahami kembali oleh peserta didik zaman now.

“Ini yang harus disegarkan kepada anak-anak karena melalui Pancasila, dipelajari semua. Pendidikan karakter juga ada di situ. Kita tidak usah pusing-pusing mencari model-model dari luar,” paparnya.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana menghidupkan kembali mata pelajaran pendidikan moral Pancasila (PMP). Mata pelajaran wajib di zaman Orde Baru itu dianggap penting untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila.

“Kita merencanakan menghidupkan kembali mata pelajaran PMP bahwa Pancasila ini luar biasa buat bangsa kita. Semuanya masih kita bahas,” kata Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Supriano kepada wartawan seusai memimpin Upacara Hari Peringatan Guru Nasional (HGN) di Jakarta.

Karena dewasa ini tengah mencuat ancaman radikalisme dan sejenisnya yang dikhawatirkan mengancam keutuhan NKRI. Padahal, bangsa kita memiliki sejarah luar biasa dan punya fondasi Pancasila sebagai dasar negara yang bisa digunakan untuk menangkal paham radikalisme yang berkembang.