Minimnya Angka Kelulusan SKD CPNS 2018 di Basel, Komisi I DPRD Lakukan Audiensi ke Kemenpan RB

Oleh : Nopraanda Putra

TOBOALI, LASPELA – Komisi 1 DPRD Bangka Selatan (Basel) menindaklanjuti permasalahan rendahnya kelulusan Formasi CPNS tahun 2018 di Basel ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) pada Rabu (14/11).

Komisi 1 didampingi oleh Wakil Ketua II DPRD Samsul Bahri, Asisten Sekda bidang pemerintahan Herman dan Badan Kepegawaian Daerah, Rustam disambut oleh Narasumber dari Kemenpan RB Wasito selaku bagian Informasi Publik dan Pelayanan Kementerian PAN RB.

Dikatakan Sekretaris Komisi I, Samsir tujuan Komisi 1 DPRD Basel ke Kemenpan RB untuk menindaklanjuti aspirasi yang berkembang dari masyarakat khususnya masyarakat Basel yang iku tes CPNSD di Basel beberapa hari yang lalu.

“Seperti kita ketahui dari total peserta pendaftaran sebanyak 2957 orang, tidak lolos seleksi Administrasi 271 orang dan tidak hadir 187 dan lolos seleksi kemampuan dasar (SKD) 66 orang terdiri dari dari 14 dari formasi pendidik ( guru ) dari 123 formasi dibutuhkan, tenaga kesehatan lolos 13 orang dari 41 formasi dibutuhkan, formasi tenaga teknis 37 orang dari total 50, dari Eks Honorer K2 sebanyak 1 orang dari 4 dibutuhkan, dan 2 formasi dari cumlaude,” kata Samsir kepada wartawan, Kamis (15/11).

Lanjut Samsir, ia menuturkan dengan total yang lolos sebanyak 66 orang dari total 218 formasi yang ada serta terdapat 4 formasi yang sama sekali tidak ada pendaftar yaitu dokter spesialis.

“Menyikapi hal ini, ternyata di seluruh wilayah Indonesia khususnya wilayah-wilayah yang jauh dari pusat kota yang tentunya jauh pula dari fasilitas pembelajaran, termasuk dari kota Ternate yang datang bersamaan dengan Bangka Selatan ke Kemenpan RB membawa masalah sama yang hanya lolos 11 orang dari total 180 formasi yang ada,” tuturnya.

Oleh karena itu, tukas Samsir Komisi I memberikan alasan berdasarkan analisa dalam rapat internal komisi sebagai dasar menindaklanjuti permasalahan rendahnya kelulusan CPNS ini yang sudah menjadi masalah nasional dikarenakan beberapa alasan.

“Minim media fasilitas pembelajaran bagi peserta test CPNS dalam melakukan persiapan sebelum mengikuti test CPNS tersebut seperti bimbingan soal dan lain sebagainya. Berbeda kondisinya dengan peserta yang berasal dari kota besar atau wilayah Jawa yg fasilitas itu mudah didapat,” ucapnya.

“Masih kakunya ( belum lancarnya ) sebagian peserta test CPNS yang sudah lama tidak bersentuhan dengan perangkat lunak seperti komputer dan laptop dalam menjawab soal dengan sistim CAT sehingga mengurangi kecepatan dalam menjawab soal secara online,” lanjutnya

Serta lanjut Samsir, Kurang bagusnya kualitas sinyal dari pro video yang ada pada saat melakukan test secara online bisa saja jadi salahsatu penyebab lambatnya dalam menjawab soal yang ada.

“Tingkat kesulitan soal yang cukup tinggi dan tidak cukupnya waktu yang disediakan dalam menjawab soal tersebut dan juga tingginya Passing Grade dibandingkan dengan kemampuan rata- rata SDM yang kita punya di Bangka Selatan ini,” ujarnya.

Menurutnya, adanya permasalahan tersebut pasti akan memberikan imbas terhadap keberlangsungan pemerintah Basel, khususnya pada stagnasi peningkatan kinerja pemerintahan secara umum diakibatkan tidak optimalnya fungsi ASN sebagai akibat kurangnya SDM yang ada.

“Dan kami prediksi jika tetap dengan menggunakan sistim Passing Grade tersebut ke depan maka untuk bisa memenuhi seluruh formasi yang 218 tersebut dengan asumsi rate kelulusan setiap tahun maka baru bisa dipenuhi paling cepat 3 tahun. Makanya dengan beban yang tidak STandard dan dengan SDM yang kurang selama 3 tahun pemerintah akan berjalan tidak optimal jangan berharap ada peningkatan atau lonjakan peningkatan kinerja pemerintahan di Bangka Selatan,” pungkasnya.