Oleh : Nopraanda Putra
TOBOALI, LASPELA – Demi kepentingan beberapa oknum, kawasan hutan negara (KHN) yang berada di wilayah Kecamatan Air Gegas, Kabupaten Bangka Selatan lunak di luluhlantahkan alat berat (alber) jenis Ekscavator(PC).
Adapun kawasan hutan negara yang dibabat oleh PC diantaranya, Kawasan hutan negara di Dusun Kelindang, Dusun C2 yang dikenal destinasi wisata air terjun juga merupakan perbatasan Bangka Tengah dan Bangka Selatan dan Kawasan hutan negara di Desa Air Bara.
Keberadaan PC tersebut disinyalir untuk membuka tambang timah yang diduga ilegal atau tidak mengantongi izin IUP Timah oleh beberapa oknum berkepentingan.
Kepala Dinas Kehutanan Bangka Belitung, Marwan menandaskan melalui Polisi Hutan (Polhut) di Bangka Selatan akan menindaklanjuti setiap aktivitas ilegal di wilayah hutan yang dilarang dan merugikan negara.
“Untuk kawasan di Bangka Selatan, nanti ada Polhut kita di Basel yang akan turun melakukan penertiban alat berat yang beraktivitas di tambang atau di kawasan hutan yang dilarang, Polhut akan bergerak,” tandas Marwan.
Terpisah, Kepala KPH Palas Muntai Dinas Kehutanan Babel, Fahrurozi mengungkapkan pihaknya akan turun ke beberapa titik di Kecamatan Airgegas yang diduga telah berakivitas alat berat di kawasan hutan terlarang.
“Kita segera turun ke lapangan untuk mengecek laporan yang menyebutkan adanya aktivitas tambang ilegal menggunakan alat berat di kawasan hutan terlarang di Kecamatan Airgegas, kita akan turun ke lapangan,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Kendati demikian, ia mengakui jika personil Polhut Babel yang bertugas di Basel sangat terbatas untuk mengawasi aktivitas ilegal alat berat di kawasan hutan terlarang. “Dan memang personil kita terbatas sehingga pengawasan pun kurang begitu optimal, namun setiap laporan yang masuk pasti kita tindak lanjuti,” tegas Oji sapaan akrabnya.
Informasi yang berhasil dihimpun terdapat sejumlah titik kawasan hutan yang terus digarap alat berat. Aktivitas tambang menggunakan alat berat yang beroperasi diduga di hutan terlarang Kecamatan Airgegas tersebut diduga sudah berlangsung lama sekitar beberapa bulan terakhir.