PANGKALPINANG, LASPELA – Bambang Pati Jaya (BPJ) menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Radio El Jhon 88,5 FM yang ke 13 tahun sebagai salah satu narumber dalam seminar yang di selenggarakan El jhon, investasi keuangan yang bertema “Strategi Tangguh Berinvestasi Pariwisata Era Milenial,” yang di gelar di Hotel Bangka City, Sabtu (13/10/2018).
Dalam seminar ini, BPJ mengungkapkan Bangka Belitung (Babel) marupakan paket komplit yang harus di manfaatkan sebagai pengembangan perekonomian daerah dalam sektor pariwisata.
“Bangka ini paket komplit, kita punya pasir, kita punya pantai, kita punya batu, kita punya hutan ,kita punya bukit, dan pemandangannya yang luar Biasa,” tuturnya.
Keberagaman budaya dan Religi pun menjadi kekayaan Babel dan menurutnya harus menjadi perhatian dan di gali lebih dalam lagi, dan menjadi salah satu pengembangan sektor Pariwisata Babel agar bisa menjadi sesuatu yang dapat di jual.
“Bukan hanya keindahan alamnya saja, Babel pun punya satu potensi lagi yang merupakan betul-betul kekayaan yang harus kita gali, yaitu budaya dan religi, kita punya banyak event seperti kegiatan-kegiatam yang di lakukan di desa-desa, seperti 1 muharram, kemudian ruah, perang ketupat di tempilang, rabu kasan dan sebagainya, tinggal kita gali lagi supya layak di jual,” terangnya.
Tidak hanya itu, Wilayah Babel yang ada di posisi Alur Laut Kepulauan Indonesia (AlKI I) pun dan merupakan posisi yang saangat luar biasa.
“Kita juga harus tahu posisi kita ini sangat luar biasa, kita ada di posisi ALKI 1, ALKI 1 kita lihat ada laut cina selatan, ada selat kalimata, kemudian juga masuk ke selat melaka ini suatu posisi yang luar biasa, dan kemudian Indonesia berada di pusat poros maritim dunia, di atas ada samudra pasifik, bagian bawah samudra hindia indonesia di tengah-tengah, luar biasa jadi kapal-kapal ataupun penerbangan harus melewati indonesia,” tuturnya.
Ia pun memberikan contoh transformasi dua daerah yang berada di 2 negara berbeda yang berhasil mengubah perekonomian yang mulanya mengandalkan sektor Pertambangan berubah memanfaatkan sektor Pariwisata sebagai pertumbuhan perekonomian, yaitu Ipoh yang berada di Malaysia dan Phuket di Thailand
“Pada tahun 1980an Phuket dan Ipoh menjadi salah satu wilayah roduksi timah yang sangat luar biasa, namun pada 1989 semua industri pertimahan dunia anjlok di semua negara termasuk Indonesia,” jelasnya.
“Mereka langsunb beralih, bertransformasi dari tambang timah menuju tourism, yang di lakukan phuket adalah bagaiman pulau phuket menjadi destinasi baru, Ipoh juga demikian mereka mengangkat culture, bukan pemandangan nya tapi culturenya, bagaimana tentang kebudyaan perbaduan antara melayu dengan tionghoa disana di tampilkan sehingga pada tahun 2004 Ipoh menjadi salah satu destinasi terbaik dan pada tahun 2004 juga phuket menjadi salah satu tempat destinasi tertinggi,” terangnya.
BPJ pun mengungkapkan, Pariwisata merupakan penghasil Devisa terbesar nomor 2 setelah Crude Palm Oil (CPO), Pariwisata berhasil mencetak Devisa sebanyak Rp224 triliyun pada tahun 2017.
“Ini yang harus menjadi pehatian Babel dan melihat secara lebih detail, dan menjadi visi pergerakan perekonomian, karena kita mempunyai 2 keunggulan, yang pertama wilayah dan kedua sumber daya, untuk itu kita harus lebih memanfaatkannya lagi,” imbuhnya. (dnd)