Oleh : Nopraanda Putra
TOBOALI, LASPELA – Menpora Imam Nahrawi menilai JPI merupakan pertemuan akbar pemuda-pemudi terbaik dari 34 provinsi di Indonesia yang digelar sejak 2007 hingga sekarang, namun karena suasana duka untuk tahun ini Sulteng mengurungkan perwakilannya. Hal itu dikatakan Menpora pada pembukaan Jambore Pemuda Indonesia (JPI) Tahun 2018, di Kawasan Sport Center Toboali, Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Sabtu (6/10) pagi.
JPI 2018 dihadiri sebanyak 544 anak muda, terdiri dari peserta sebanyak 476 orang, pendamping 34 orang dan Liaison officer (LO) 34 orang. Semua hadir dari 33 provinsi, minus Provinsi Sulteng 16 orang.
“Ini adalah JPI ke-4 yang saya hadiri selama saya ditunjuk Bapak Presiden Jokowi sebagai Menpora. Dari JPI ke JPI saya melihat sebuah semangat dan antusiasme sekaligus keinginan yang luar biasa untuk membagun soliditas dan solidaritas antar sesama anak bangsa,” kata Imam.
Tak hanya itu, ia juga berharap JPI menjadi salah satu sarana lahirnya pemuda-pemuda hebat sebagai generasi penerus bangsa kelaknya.
“Sesama orang-orang hebat yang bermimpi besar untuk melanjutkan estafet kepemimpinan nasional, terus bermimpi bercita-cuta menjadikan Indonesia negara hebat, kokoh, dan disegani oleh dunia internasional,” kata Menpora.
Dengan mengangkat tema “Pemuda Indonesia Mandiri, Kreatif, dan Inovatif”, JPI 2018 ini dirancang untuk terus menggelorakan semangat anak-anak muda Indonesia, sehingga dapat berperan sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan dalam masyarakat.
“Coba renungkan ketika 1928 para pemuda berkumpul dan melahirkan sejarah Sumpah Pemuda, padahal fasilitas belum ada seperti sekarang,” tukasnya.
Lebih lanjut, Imam menuturkan selayaknya acara JPI setiap tahunnya mempunyai nilai-nilai postif tersendiri disetiap gelaran di daerah di wilayah Indonesia, dan untuk tahun 2018 ini peserta JPI harus memberi makna tersendiri baik tersirat maupun tersurat agar berkesan di wilayah Kabupaten Basel.
“Kalau hari ini pertemuan JPI tidak melahirkan sejarah besar, maka saya bertanya apa urgensinya JPI ini? Berikan sejarah besar di Bangka Selatan ini saudaraku,” tandas Menpora RI ini.
Selama kegiatan peserta akan berinteraksi dengan peserta lainnya sekaligus mengikuti kegiatan perkemahan, dengan 4 isu utama, yaitu gotong-royong dan kesetiakawanan, keberagaman budaya, kecintaan pada lingkungan hidup yang ditandai dengan penanaman pohon, dan seminar-seminar kebutuhan generasi milenial.
“Kami ingin mengenal saudara-saudara se-Nusantara, kali ini ingin memberikan dukungan khusus untuk NTB dan Sulteng. Selain itu akan memperkenalkan produk-produk ekonomi kreatif daerah kami,” kata Rahmat Hidayat, salah satu peserta dari Sumbar saat ditanya motivasi ikut JPI.
Turut hadir, Wagub Babel Abdul Fatah, Bupati Basel Drs. H. Justiar Noer, Forkopimda Babel dan Basel, Deputi Pemberdayaan Pemuda Faisal Abdullah sebagai penanggung jawab kegiatan, dan Asdep Peningkatan Wawasan Pemuda Arifin Majid.