Oleh : Wina Destika
PANGKALPINANG, LASPELA – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar Forum Kehumasan Program Kesejahteraan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Keluarga (KKBPK) dengan mengundang para jurnalis mulai dari media cetak, online serta elektronik, Rabu (3/10/2018).
Adapun tema yang diambil yakni “Kita Tingkatkan Peran Para Pewarta untuk Menyukseskan Program KKBPK”.
Dalam pertemuan tersebut Kepala Perwakilan BKKBN Babel, Etna Estelita mengatakan melalui peran media apa yang menjadi program-program yang dicanangkan oleh BKKBN saat ini bisa terekpose sehingga bisa diketahui oleh masyarakat luas.
“Kami ucapkan terimakasih kepada media yang selama ini telah membantu BKKBN dalam memberikan informasi kepada masyarakat sehingga tersebar dengan luas. Sehingga untuk program KKBPK cukup sukses,” ujarnya.
Etna menyampaikan hasil survey dari program kesehatan Indonesia pada tahun 2017 jika dibandingkan 2012 yang lalu. Dan tahun 2003 sampai tahun 2012 dari nasional juga stagnat 2,6 persen, sama halnya di Babel juga stagnatnya 2,6 persen. Jadi tidak ada peningkatan selama 10 tahun.
“Tapi tahun 2017 hasil dari STKI ternyata tetap di delete dari jumlah anak yang dilahirkan perempuan selama masa usia suburnya dari usia 15-49 tahun sudah mencapai 2,3. Tentu ini sudah terjadi penurunan. Bahkan sudah terjadi penurunan secara signifikan artinya peran media disini sangat penting dalam mempromosikan program KKBPK sehingga merupakan kebutuhan bagi masyarakat Babel,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Utama BKKBN RI, Nofrijal dalam sambutannya mengatakan, laju pertumbuhan Indonesia pada tahun 2017 sebesar 1,42 persen, dimana dengan jumlah usia produktif yang 15-64 tahun 67,5 persen. Dan usia 0-14 tahun 26,8 persen dengan angka kelahiran (TFR) 2,4.
“Tentu ini sangat kita khawatirkan karena usia 0-14 tahun lebih besar jumlah peningkatannya karena mendekati 25 juta jumlah penduduk. Sehingga kita diminta untuk menahan laju angka kelahiran di 2,1 persen,” jelasnya.
Nofrijal menambahkan dimana Indonesia saat ini mendapatkan bonus demografi pada 2020-2035. Sehingga hal ini harus dimanfaatkan sebaik baik dengan memberdayakan kualitas penduduk.
“Tentu bonus demografu ini tidak begitu saja mudah didapat, tapi melalui peran aktif BKKBN lah yang berhasil menekan angka kelahiran,” terangnya.
Ia menambahkan, untuk bonus demografi ini bukan hanya bonus usia produktif saja yang lebih banyak, tapi harus dilengkapi juga dengan pendidikan dan karakter yang baik. (Wa)