Reklamasi Tambang Jadi Destinasi Wisata: Pilot Reklamasi Air Kundur 3

Oleh: Ernawati Arif
Prahum Disbudpar Babel

PELIBATAN masyarakat dalam proses reklamasi serta memroses reklamasi menjadi destinasi wisata itu menjadi sangat penting. Pelibatan masyarakat dalam proses reklamasi menjadikan proyek reklamasi itu dimiliki oleh masyarakat. Sedang menjadikan program reklamasi itu bernilai ekonomi bagi masyarakat menjadikan reklamasi itu akan berkesinambungan.

Demikian benang merah penegasan Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Yan Megawandi saat melakukan kunjungan ke lokasi pilot reklamasi Air Kundur 3 yang berada di Kampung Cung Fo, Desa Bukit Layang, Kecamatan Bakam, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Senin, 24 September 2018,

Dalam kunjungan ini, Yan didampingi perwakilan PT. Timah, Kepala Dusun Cung Fo, dan perwakilan kantor Cabang Dinas ESDM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain itu juga ada pihak asing yang melakukan kerjasama dalam hal ini, yakni Dr. Philip Schütte dan Christoph Klein dari German Federal Institute for Geoscience and Natural Resource (BGR).

Kunjungan ini dimaksud untuk meninjau progress dari kegiatan pilot reklamasi bekas penambangan timah darat, yang merupakan bagian dari Pertukaran Kerjasama Percontohan/Pilot Cooperation Exchange (PCE) antara Kementerian ESDM RI, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan German Federal Institute for Geoscience and Natural Resource (BGR).

Lokasi pilot reklamasi yang dikunjungi Yan beserta rombongan seluas 18,6 hektar yang merupakan bagian dari kawasan IUP PT. Timah. PCE resmi dimulai pada Mei 2017 dengan ditandatanganinya MoU antara BGR Jerman dengan Dirjen Minerba Kementerian ESDM RI. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi lokasi pilot reklamasi dengan koordinator Dr. Philip Schütte.

PCE akan berakhir pada Desember 2018 dan akan dilanjutkan oleh PT. Timah selaku pemegang IUP. Yan berpesan agar masyarakat dapat dilibatkan dalam seluruh tahapan kegiatan reklamasi tersebut.

Pelibatan Masyarakat

Yan Megawandi berpesan, “Yang harus kita pikirkan adalah keberlanjutan dari pilot reklamasi ini. PCE akan berakhir akhir tahun ini dan dilanjutkan oleh PT. Timah. Kita sangat berharap agar masyarakat sekitar benar-benar terlibat dalam seluruh tahapan reklamasi ini.”

Selain keterlibatan masyarakat setempat, juga dibutuhkan dukungan dari Perangkat Daerah-Perangkat Daerah teknis terkait di Kabupaten mau pun di Provinsi. Penguatan Pemerintah Desa dan kapasitas BUMDES pun menjadi penting dalam keberlanjutan reklamasi bekas lahan tambang timah.

Selain pilot reklamasi yang dilakukan BGR bersama PT. Timah dan juga BUMDES Bukit Layang, rangkaian kegiatan PCE lainnya, yakni pelaksanaan workshop validasi atas draft Buku Panduan Praktik Terbaik yang Tersedia untuk Reklamasi Bekas Lahan Tambang Timah Alluvial yang akan diselenggarakan pada Selasa, 25 September 2018, di Hotel Novotel – Bangka.

Workshop ini juga merupakan lanjutan dari workshop yang sebelumnya dilaksanakan BGR, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan Kementerian ESDM RI pada Mei lalu.

Draft buku panduan yang disusun oleh Pusat Studi Reklamasi Tambang IPB dan PT Lapi ITB bermaksud untuk dapat menjadi acuan atau pedoman bagi pelaksanaan reklamasi bekas lahan tambang timah alluvial di Indonesia.

Jadikan Benchmark

Sejumlah kegiatan pilot reklamasi di Kepulauan Bangka Belitung dapat menjadi benchmark akan formulasi atas kondisi lahan reklamasi. Yan Megawandi berharap, “Ada beberapa pilot reklamasi yang ada di Kepulauan Bangka Belitung. Dari pilot reklamasi tersebut, kita harap dapat dijadikan benchmark. Sehingga diperoleh pelajaran terbaik atas formulasi yang baik untuk berbagai kondisi lahan reklamasi dan masyarakat sekitar.”

Sementara Dr. Philip Schütte dari BGR Jerman juga menyampaikan bahwa awal Februari 2019 direncanakan akan dilaksanakan konferensi penyampaian buku panduan Handbook on Best Available Practice in Reclamation.

“Tahun depan, awal Februari 2019 kita akan melaksanakan semacam konferensi kecil untuk menyampaikan buku panduan yang berjudul Handbook on Best Available Practice in Reclamation,” disampaikan Philip yang diterjemahkan oleh Rusni Budiati, Kepala Bidang Destinasi Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Pilot reklamasi Air Kundur 3 ini, dalam perencanaannya diharapkan dapat menjadi learning center kegiatan reklamasi timah yang juga nantinya dapat menjadi daya tarik wisata di Bukit Layang.

Kembali Yan Megawandi mengatakan bahwa isu terpenting dari reklamasi bekas lahan timah bukan pada masalah teknisnya, tapi pada pelibatan masyarakat setempat dalam kegiatan reklamasi.

“Isu terpenting dari reklamasi ini bukan persoalan teknisnya, tapi pada keterlibatan masyarakat setempat. Jika masyarakat terlibat dalam proses reklamasi itu dan lahan tersebut memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat, maka akan timbul rasa memiliki masyarakat terhadap lahan itu sendiri. Sehingga lahan itu akan dijaga dan dirawat dengan baik,” kata Yan.

Salah satu contoh keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan bekas tambang timah ini adalah Desa Wisata Terong, Kabupaten Belitung, dimana masyarakat desa mengelola bekas lahan tambang timah rakyat menjadi kawasan pariwisata.

Hal ini juga menjadi perhatian BGR Jerman, termasuk mewujudkan pilot ini sebagai learning center yang akan mendatangkan kunjungan wisatawan.

“Tentu saja hal ini juga menjadi perhatian kami, bagaimana pilot reklamasi paska PCE akan terus berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. Selain itu juga untuk mewujudkannya sebagai learning center yang dapat menarik kunjungan ke Desa Bukit Layang,” kata Philip.

Dalam reklamasi Air Kundur 3 ini masyarakat desa dilibatkan melalui BUMDES. Pekerjaan-pekerjaan reklamasi yang saat ini dikerjakan oleh CV. Arta Pasada Utama selaku kontraktor kegiatan reklamasi diharapkan mengedukasi masyarakat Bukit Layang untuk mendapatkan keterampilan dalam mengelola bekas lahan tambang. Dan kedepannya, dapat mengelola sendiri kawasan bekas lahan tambang tersebut untuk kesejahteraan mereka. (Foto: Hendrianto)