Oleh: Agus Ismunarno
Pemimpin Redaksi LASPELA Media Group
- Asian Games adalah Perayaan Kebhinekaan Asia
- Indonesia Peringkat 4 Asia
- 31 Medali Emas, 24 Perak, 43 Perunggu
- Asian Games Jadi Kebangkitan Olahraga Indonesia
OLAHRAGA memang bukan melulu tentang juara
olahraga juga tentang kerja keras tak kasat mata
Pengorbanan dalam latihan berbulan-bulan
fisik dan mental yang diasah penuh ketekunan
Menjadi pemenang akhirnya hanya puncak belaka
yang didahului banyak kekalahan tak terkira
Sang juara bukanlah mereka yang tak terkalahkan
melainkan yang sanggup bangkit dari pahitnya kekalahan
Dari sanalah olahraga memberi banyak pelajaran
tentang kesanggupan bertahan dalam ragam keadaan
Maka olahraga antarnegara menjadi penting
memastikan bangsa terus mengalami momen genting
Pada tiap match point yang dihadapi atlet-atlet kita
saat itulah terasa gemetarnya sebuah bangsa
Tiap kali ada atlet yang akhirnya jadi juara
di sanalah terasa nikmatnya menjadi Indonesia
Terimakasih kepada yang berjuang demi Garuda
yang membuat Indonesia Raya selalu penuh makna
Cerita Para Juara #matanajwa
OLAH RAGA menyatukan bangsa! Siapa bisa membantahnya?
Asian Games sebagai salah satu puncak kontestasi olahraga yang penuh makna telah membuktikannya. Kita bangga Negeri Laskar Pelangi mengirimkan 8 putra terbaiknya untuk berlaga di Asian Games.
Mereka adalah Abraham Damar Grahita (memperkuat Tim Nas Basket), Suwandi Wijaya (memperkuat Tim Nas Lompat Jauh) dan Roby Sianturi (memperkuat Tim Nas Atletik)
Sedang lima wanita terbaik Babel memperkuat Tim Nas Sepakbola Wanita.
Mereka adalah Adek Mustikiani Oktaviani, Riska Julianti, Vivi Oktavia Rizki, Savira Eka Putri dan Rani Mulyasari.
Anugerah teknologi komunikasi media massa memperkuat aura keagungan spirit “Veni, Vidi, Vici dan Citius, Altius, Fortius”.
Manakala para haters bangsa ini mencoba mencari celah isu untuk menyerang bangsa ini, para haters itu akan “terkapar” secara moral sosial dan dilupakan dalam memori rakyat Indonesia.
****
SEBAGIAN minoritas haters yang mencela Opening Ceremony Asian Games dengan mengatakan, “Jujurlah yang jumping itu stunt man bukan Presiden Jokowi” langsung dibully habis oleh good netizen, warga baru Indonesia Baru.
Nalar hater politisi Indonesia sungguh di luar nalar. “Logikanya gimana..masak Presiden disuruh jumping…kalau Presiden disuruh akrobat seperti itu namanya gila Bro,” kata Presidwn Jokowi dalam berbagai kesempatan.
Anak bangsa Indonesia masa depan, pemuda patriotik milenial yang menyaksikan hingar bingar caci maki politik dengan sangat cerdas berbalut sang Merah Putih, memeluk Presiden Jokowi, memeluk Prabowo, menyatukan Jokowi dan Prabowo dalam pelukan kebangsaan, Indonesia Raya.
Dan Indonesia pun bertepuk tangan bangga pada Hanifan, pesilat peraih medali emas yang dituntun Tuhan yang Maha Kuasa untuk melakukan simbolisasi politik tingkat sangat tinggi.
“Pak Jokowi dan Pak Prabowo keduanya putra bangsa yang sangat baik. Mereka adalah saudara. Saya hanya ingin Indonesia damai!” kata Hanifan dalam berbagai wawancara media.
Olah raga memang menjadi bahasa universal untuk merajut kebangsaan dan kebanggaan. Di media sosial viral kalimat-kalimat bertenaga dari pemudi Muslim yang menyemangati Jojo Jonathan Christie yang beragama Katolik.
“Ayoo Jojo…semangat Bismillah Jo…kamu pasti menang!” Itulah IndONEsia!
***
LAST BUT NOT LEAST. Tatkala spirit kebangsaan olah raga mengkristal indah, berikutnya adalah prestasi sportivitas beserta rewardnya.
Penutupan Asian Games 2018, Indonesia kokoh bertengger di peringkat ke-4.
Indonesia total telah meraih 98 medali dengan 31 medali emas, 24 medali perak dan 43 medali perunggu.
Sementara china masih kokoh di puncak klasemen dengan raihan 132 medali emas. Disusul Jepang dengan 75 medali emas dan Korea Selatan dengan 49 medali emas.
Sesudah terpuruk dan tenggelam di evwn sebelumnya, dalam Asian Games 2018 Indonesia berhasil memecahkan rekor dengan raihan medali yang ia peroleh.
Asian Games menjadi bianglala kokohnya sebuah bangsa dan negara: Indonesia Jaya.
Semoga!