Oleh : Nopranda Putra
TOBOALI, LASPELA – Objek wisata Little Amazon di Desa Jeriji Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan (Basel) Provinsi Bangka Belitung (Babel) telah menarik perhatian tujuh pelajar asing yang berasal dari 6 negara pada Sabtu (26/8).
Tujuh orang tersebut yakni Laurens berasal dari Belanda, Anna dari Spanyol, Aahna dari India, Maria dari Meksiko, Rim dari Maroko, Nada dari Maroko, Waheed dari Mesir, semuanya tergabung dalam AIESEC (Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales).
Kedatangan tujuh pelajar asing itu disambut antusias oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Jeriji dan warga yang turut serta mengikuti rombongan melakukan penjelahan di sungai “Little Amazon” Jeriji.
Mereka menaiki perahu motor yang sudah disediakan oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Batin Jiwat Jeriji selaku pengelola objek wisata sungai tersebut.
Keriangan, semangat dan antusias serta sangat menikmati petualangan ini. Anna, pelajar dari Spanyol mengungkapkan ketertarikannya terhadap objek wisata yang masih alami tersebut.
“Objek wisatanya masih sangat natural dan unik. Serasa di pedalaman Amazon,” ungkapnya melalui Asri, mahasiswa Indonesia selaku translater yang juga koordinator pelajar AEISEC di Basel kepada wartawan.
Laurens, pelajar dari Belanda ikut berkomentar. Ia mengatakan potensi wisata yang masih alami tersebut perlu dikembangkan agar menjadi salah satu destinasi wisata yang memiliki keunikan tersendiri.
“Kami senang berkunjung ke sini, warganya sangat antusias. Objek wisata ini perlu dikembangkan apalagi tempat ini memiliki keunikan tersendiri dan berbeda dengan objek wisata lainnya yang sudah kami kunjungi selama kami di Bangka Selatan dan daerah lainnya di Bangka Belitung,” ungkapnya.
Wiwin Suseno, SE, selaku Direktur Bumdes Batin Jiwat Desa Jeriji mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pengembangan objek wisata Little Amazon itu agar nantinya bisa menjadi salah satu sumber pendapatan asli desa melalui Bumdes.
“Ini awal kita mengembangkan objek wisata Little Amazon. Sebelumnya, Ibu Ekawati Justiar juga sudah berkunjung ke sini dan melihat potensi wisatanya. Beliau menyarankan agar objek wisata tersebut dapat dikembangkan oleh pihak desa. Alhamdulillah, sekarang kita kedatangan lagi tamu dari mancanegara yang ingin membantu mengexplore Little amazon kita sehingga membuat kita lebih semangat untuk terus mengembangkan objek wisata ini,” ungkapnya.
Wiwin menyadari, masih banyak hal-hal yang harus dibenahi dalam mengembangkan objek wisata tersebut. Ia berharap peran serta dari berbabagai pihak untuk mengembangkan objek wisata itu.
Sementara itu, Kepala Desa Jeriji A. Iswandi, SP, mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Basel melalui Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olah Raga, Humas Setda dan Tourist Information Center (TIC) Basel yang telah membantu menfasilitasi kunjungan pelajar asing tersebut ke desa yang dipimpinnya.
“Saya mewakili warga desa Jeriji mengucapkan terima kasih Kepada Pemkab Basel yang telah membantu memfasilitasi kunjungan pelajar asing dari AIESEC dalam menjelajahi sungai Little Amazon kami yang akan dikembangkan oleh Bumdes kami sebagai objek wisata di desa Jeriji. Semoga hasil penjelajahan mereka dapat membantu mempromosikan objek wisata kami tidak hanya di lokal saja melainkan ditingkat nasional bahkan manca negara,” katanya yang biasa disapa Ayung atau Memet.
Kepada warganya, ia mengucapkan terima kasih yang sudah antusias menyambut kunjungan pelajar asing tersebut sehingga memberikan kesan yang baik akan keramahtamahan warga Jeriji terhadap tamu yang datang.
“Pengembangan objek wisata sungai Little Amazon ini tidak hanya sebatas untuk mengejar pendapatan asli desa kita saja. Dengan antusiasnya masyarakat, saya ingin mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian sungai ini. Apalagi di sungai kami ini ada sebagian masyarakat yang menggantungkan kehidupan keluarganya dengan mencari ikan,” kata Ayung.
Meski demikian, ia sangat menyayangkan sungai yang menjadi kebanggaan itu mulai tercemar oleh aktifitas tambang di bagian hulu sehingga sebagian ikan khas sungai mulai punah seperti ikan tapa, ikan arwana, udang galah dan beberapa jenis ikan lainnya.
Untuk diketahui, AIESEC adalah organisasi internasional untuk para pemuda yang membantu mengembangkan potensi kepemimpinan mereka. AIESEC juga merupakan organisasi terbesar di dunia.
Organisasi ini berfokus pada pengembangan kepemimpinan para pemuda dan menjadi ambassador di luar negeri untuk menjalankan project social.
Selain itu, AIESEC juga berfokus pada pengembangan kepemimpinan, pengalaman kepemimpinan, hingga partisipasi di Global Learning Environment.