Harga Lada Anjlok, Sipioni Minta Sampingkan Dulu Resi Gudang

Oleh : Nopranda Putra

LASPELA, TOBOALI – Anjloknya harga lada saat ini di angka 51 ribu rupiah menuai protes dari kalangan petani lada di kabupaten Bangka Selatan (Basel). Harga lada yang dinilai tidak sepadan sangat memberatkan petani kecil di Basel.

Hal ini ditanggapi Ketua DPRD Basel Sipioni. Ia mengharapkan Gubernur Babel, Erzaldi Roesman untuk segera mengambil langkah tegas dengan harga lada yang mencekik petani lada di Basel.

“Kesampingkan dulu resi gudang, karena sampai saat ini reaksi dari resi gudang tidaklah menguntungkan bagi para petani lada di Bangka Selatan, sudah lama pembentukan resi gudang tapi efeknya tidak ada bagi petani lada, malahan para petani terus menjerit,” kata politisi partai PDI P Basel ini kepada wartawan, Selasa (14/8) sore.

Menurutnya, Erzaldi segera panggil pengusaha – pengusaha pembeli lada lokal untuk membantu petani kecil dalam melangsungkan hidup sehari-hari yang bergantung kepada harga lada.

“Bila dibandingkan dengan kepemimpinan Gubernur Babel terdahulu (Rustam,red), harga lada tidak ada dibawah 100 ribu. Mungkin solusinya bisa gunakan sistem Gubernur Babel periode kemarin kerjasama dengan pengusaha lokal,” ujar ketua DPC PDI P Basel.

Ia juga menuturkan, Pihaknya hanya bisa mendorong Pemprov Babel untuk meningkatkan harga lada, karena mereka yang mempunyai andil dalam menstabilkan harga lada saat ini agar lebih baik, sehingga ekonomi kerakyatan di Basel kondusif.

“Kita di DPRD Bngka Selatan hanya bisa mendorong Gubernur Babel untuk menstabilkan harga lada petani kecil, apabila dilihat harga lada, karet dan sawit sampai saat ini harganya tidak rasional bagi petani, Gubernur Babel harus pikirkan nasib petani kecil yang hanya mengharapkan makan dari hasil menjual lada,” tukas Sipioni.

Hal senada juga diutarakan petani lada asal Toboali Misunder. Ia juga menyayangkan harga lada di angka 51 ribu rupiah, menurutnya harga lada seperti itu tidak memihak kepada petani lada seperti dirinya.

“Kalau harga lada seperti sekarang ini sangat tidak mendukung pekerjaan kami sebagai petani lada. Karena biaya perawatan lada melebihi harga jual lada saat ini,” kata Misunder yang memiliki tiga ribu batang lada.

Ia juga berharap Pemprov Babel dapat membantu dongkrak harga lada di Basel, agar petani lada tidak kesulitan lagi menjual lada dan biaya dikeluarkan untuk perawatan dapat terganti.

“Kita berharap Pemprov Babel dan Pemda Basel dapat membantu laju harga lada. Karena harga lada saat ini dikisaran 51 ribu tidak menguntungkan bagi kami, bila dilihat dari biaya perawatan saja kita sudah kalah, artinya tidak sebanding dengan pengeluaran dan pemasukan jual lada sekarang ini, kita membutuhkan kebijakan pemerintah untuk mengatasi problem harga lada agar petani dapat tersejahtera,” harapnya.