Partai Penutup Liga 3 Zona Babel Grup A Diwarnai Kartu Merah

Oleh : Nopranda Putra

TOBOALI, LASPELA – Jalannya pertandingan pada laga penutup liga 3 zona Bangka Belitung (Babel) di grup A
mempertemukan PS. Basel vs PS. Bateng, Jumat (20/7) di Stadion Junjung Besaoh, Toboali diwarnai kartu merah oleh pemain belakang tim tuan rumah PS. Basel yakni Egi Wahyudi nomor punggung 21 pada menit 88′.

Wasit pemimpin, Arman terpaksa mengeluarkan kartu andalan untuk Egi karena diyakini melakukan pelanggaran keras yang mengakibatkan pemain tamu di gopong tim medis ke ruang ganti untuk dilakukan penanganan medis.

Hal tidak sportif tersebut sangat disayangkan oleh ketua Askab PSSI Basel Aditya Rizki Pradana Noer. Ia menuturkan tindakan pemain PS. Basel sangat tidak terpuji dan tidak patut dilakukan dan itu tidak menunjukkan seorang player yang fair play.

“Kita kecewa dengan sikap kasar pemain belakang PS. Basel tersebut kepada pemain PS. Bateng, saya menilai itu tidak perlu dilakukan karena PS. Basel sudah unggul 1-0 dan jalannya pertandingan selama 90 menit dikuasai tuan rumah, cukup main delay bola sajalah,” sesal Aditya.

Dengan begitu, ia akan memberi sanksi tegas kepada pemain tersebut dan juga akan memberi contoh kepada pemain PS. Basel agar tidak melakukan pelanggaran keras kepada tim lawan.

“Sanksi secara personal akan kita terapkan kepada pemain PS. Basel yang lakukan pelanggran keras tersebut. Dan sanksi langsung sudah dilakukan wasit lapangan dengan menghadiahi kartu merah bagi pemain PS. Basel nomor punggun 21 itu, dan ada kemungkinan ia tidak bisa perkuat timnya pada laga final nanti,” tegas Aditya.

Dan ia menghimbau kepada seluruh official tim juga pemain PS. Basel untuk tidak mengulangi hal serupa dan menjunjung tingi sportifitas dalam olahraga.

“Itu bukan tindakan terpuji dan itu akan kita ubah dan jadikan pemain yang suportif dalam pertandingan di lapangan, dan saya tekankan kepada pemain baik itu tim official pinggir lapangan untuk menjaga nama baik Bangka Selatan pada laga final nanti agar tidak terulang lagi yang bisa mencoreng nama Bangka Selatan,” imbaunya.

Ia juga tidak menampik disetiap pertandingan bola pasti ada saling siku, keras dan kasar. “Hal itu wajar dalam dunia sepakbola, tapi kita lihat dulu dulu posisinya, apabila dalam merebutkan bola dalam keadaan 50:50 maka gesekan keras pasti terjadi, bahkan benturan kedu pemain,” ungkapnya.

Terpisah, Pelatih PS. Bateng Muhamad Hidayat juga menilai tindakan kasar pemain PS. Basel kepada pemain PS. Bateng yang tanpa bola di kaki pemain itu tidak benar dalam pertandingan sepakbola.

“Kami menyanyangkan hal itu terjadi, tidak rasa berprikemanusiaan lagi dimana bola tidak ada di kaki korban ini langsung dihantam saja, jadi suasana permainan tidak ada lagi niatnya beda, sudah luntur dan menciderai korban sehingga emosi tidak terkontrol akhirnya memicu insiden kericuhan di lapangan tadi,” tukasnya kepada wartawan di ruang ganti pemain.

Dan ia berharap ada sanksi tegas juga dari komisi displin (komdis) Asprov PSSI Bangka Belitung kepada pemain belakang PS. Basel yang sudah merusak jalannya pertandingan di laga penutupan liga 3 zona Babel grup A tersebut.

“Sebagai komdis Askab PSSI Babel harus menindak lanjuti hal tersebut, jangan displin juga tetapi lakukan tindakan tegas dan ditindak lanjuti sesuai peraturan agar dapat menjadi pembelajaran bagi pemain-pemain sepakbola lainnya,” harapnya.