Transformasi ke Pariwisata Keniscayaan

Oleh: Agus Ismunarno
Wartawan LASPELA Media Group

  • Selaras dengan Trend Momentum Dunia
  • Sektor Unggulan Kedua Penghasil Devisa
  • Jembatan BATERA Percepat Transformasi
  • Multiplier Effect Pariwisata Multisektor
  • Halal Bihalal dan FGD: Momen Konsolidasi

PANGKALANBARU, LASPELA – Halal Bihalal KADIN Kepulauan Bangka Belitung Bersama Pemprov, BI Babel, BPS Babel, Organisasi di Lingkungan KADIN Babel serta Media Massa dirasakan sebagai momentum konsolidasi lintas ekonomi para pengusaha di lingkungan KADIN Babel. Momen Focus Group Discussion (FGD) sebagai kristalisasi ide dan pemikiran hendaknya dirumuskan dan dipublish untuk masyarakat umum sehingga tersosialisasi dengan baik.

Ir Thomas Jusman MM dalam pemaparannya menyampaikan kristalisasi ide dan pemikiran dalam FGD tersebut yaitu bahwa Percepatan Transformasi Ekonomi Babel ke Pariwisata adalah sebuah keniscayaan.

“Pariwisata bisa menjadi lokomotif yang membawa gerbong sektor-sektor lainnya serta menjadi promotor baru bagi pendapatan dan ekonomi daerah serta masyarakatnya. Multiplier effect ekonominya multisektor.

Dan momentumnya adalah trend dunia. Begitu kita gak ambil maka akan lewat,” tandas Ir Thomas Jusman MM pada FGD Halal Bihalal KADIN Babel di Novotel, Selasa (10/7-2018.

Pada gilirannya tak mengherankan kalau dikatakan bahwa industri pariwisata adalah penghasil multiplier effect yang pada gilirannya mewujudkan pemerataan kemakmuran.Berbeda dengan industri hitech yang umumnya hanya dinikmati kaum bermodal dan berpengetahuan, kucuran rezeki industri pariwisata bisa dinikmati semua kalangan dari lulusan doktor hingga lulusan SD inpres.

“Bahkan, pariwisata sudah melakukan lompatan yang semula menjadi penghasil devisa nomor 4 sekarang sudah melompat ke nomor dua sesudah CPO. Pariwisata sudah terbukti daan sangat berpotensi menjadi mesin baru perekonomian Babel.

Dengan jejak kinerja yang mengesankan seperti ini, tak ada alasan untuk tidak menjadikan sektor ini sebagai sektor unggulan perekonomian kita yang menjalankan dua fungsi sekaligus: mesin pertumbuhan dan mesin pemerataan.

Premis Ketua Umum KADIN Babel ini mendapat dukungan dari Ketua BI Babel Tatan Heroika, Ketua BPS Babel Darwis Sitorus dan Pemprof, Syafrudin serta WKU Kadin Babel/Ketua PHRI Bambang Patijaya, WKU Isnawati Hadi.

“Babel sedang memerlukan penggerak atau penarik sektor ekonomi lainnya. Usaha Mikro Kecil Menengah sangat terbantu ketika Babel fokus pada pariwisata. Pasar pariwisata di Babel akan mendorong industri kreatif dan UMKM akan merespon dengan produk sovenir maupun penganan snack khas Babel,” kata Isnawati Hadi yang juga Ketua Perwira itu.

Strong Leadership
Menanggapi panelis, Thomas Jusman menegaskan perlunya kepemimpinan yang kuat yang membuat pilihan terbaik untuk membawa Babel menuju sejahtera.

“Strong leadership diperlukan agar para pengusaha memiliki kepastian arah. Tanpa arah yang tegas, memang terkesan ada pembiaran. Dunia usaha memerlukan kepastian-kepastian,” tandas Thomas Jusman.

Thomas juga mendorong perlunya meningkatkan keunggulan komparatif, memetik trend global bahwa leisure merupakan kebutuhan. Sektor pariwisata ini sesungguhnya industri sektor yang murah, mudah, cepat dibangun dan berkelanjutan, dan terakhir simbiosis mutualisme dengan sektor-sektor lain yang memiliki multifier effect ke banyak sektor.

Sementara Kepala BI Tantan Heroika mendorong pasar pariwisata terdekat seperti Sumsel dan sekitarnya dengan melanjutkan program Jembatan BATERA.

“Tiket yang mahal akan berpengaruh pada inflasi. Jembatan Batera akan memecahkan masalah inflasi sekaligus membuka pasar potensial pariwisata dari Sumatera Bagian Selatan dan sekitarnya,” kata Tantan.

Syafrudin menjawab panelis mengatakan Menko Perekonomian Darmin Nasution justru menantang masyarakat Babel.

“Begitu Jembatan BATERA dibuka, apakah masyarakat Babel siap dengan segala macam perubahan dengan masuknya orang dan barang?” kata Syafrudin. (ags)