BANGKA, LASPELA-Tradisi buka puasa enam, yakni menandai berakhirnya pelaksanaan puasa sunah 6 hari di bulan Syawal berlangsung di masjid desa Air Duren, kecamatan Mendo Barat. Minggu (8/7/2018).
Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama dan telah menjadi rutinitas setiap tahun masyarakat desa Air Duren dengan menggelar doa bersama dan tausiah di masjid yang dihadiri warga setempat dan para undangan di antaranya anggota DPRD kabupaten Bangka Dapil Mendo Barat, Kepala OPD di lingungan Pemkab Bangka, unsur pimpinan kecamatan Mendo Barat dan undangan lainnya.
Bupati Bangka diwakili staf Ahli Zulkarnain Idrus mengatakan, tradisi ini merupakan momentum yang sangat baik terutama dalam meningikatkan silaturahmi, yang dianjurkan dalam Islam.
“ Silaturahmi akan memperpanjang umur, serta memperkuat persatuan dan kesatuan ummat,” ujarnya.
Mengutip hadist nabi, Zulkarnain Idrus menjelaskan puasa enam hari di bulan Syawal setelah melaksanaan puasa di bulan Ramadhan sebulan penuh yang pahalanya sama dengan berpuasa selama satu tahun.
Diharapkannya tradisi yang dilakukan warga desa Air Duren dapat dipertahankan, selain untuk terus menjalankan puasa sunah di bulan Syawal juga menjadi ciri khas desa setempat.
Sementara itu Kepala Desa Air Duren Zainudin menjelaskan, dua tahun terakhir ini perayaan tradisi buka puasa enam tidak dilaksanakan karena kondisi perekonomian masyarakat yang menurun.
Namun tahun ini kembali dilaksanakan, tidak hanya di masjid namun juga rumah – rumah warga juga menjamu para tamu yang datang.
Diharapkannya kondisi ekonomi masyarakat terus meningkat di masa mendatang, sehingga warga desa Air Duren dapat berbagi dalam tradisi buka puasa enam.
* Nganggung
Perayaan tradisi buka puasa enam di desa Air Duren, juga diwarnai adat Nganggung, yakni membawa satu dulang dari satu rumah yang berisi berbagai penganan untuk selanjutnya disantap bersama – sama setelah berlangsungnya tausiah dan doa bersama di masjid.
Digelarnya adat Nganggung juga sebagai bentuk rasa syukur warga setempat setelah selesai melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal.
Rumah – rumah warga desa Air Duren juga menerima tamu yang datang, baik warga desa setempat maupun yang berasal dari luar desa Air Duren. Perayaan nganggung ini layaknya perayaan hari raya baik Idul Fitri maupun Idul Adha, bahkan beberapa rumah mendirikan tenda di halaman rumah untuk menerima tamu yang datang. (Rus/Humas)