PANGKALPINANG, LASPELA – Menjelang Idul Fitri, perkembangan harga di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tetap terkendali. Pada bulan Mei 2018, Kepulauan Bangka Belitung tercatat mengalami deflasi 0,53% (mtm) setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi.
“Terkendalinya inflasi pada bulan Mei didukung oleh koordinasi yang baik oleh seluruh anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Prov Bangka Belitung sehingga harga bahan pangan strategis tetap terjaga. Disamping itu, inflasi yang rendah juga didukung oleh penurunan tarif angkutan udara”, ucap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Tantan Heroika.
Secara tahunan, inflasi Mei 2018 di Bangka Belitung tercatat sebesar 2,32% (yoy), lebih rendah dibanding inflasi April 2018 sebesar 2,56% (yoy). Inflasi Prov Bangka Belitung pada Mei 2018 juga berada dibawah angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,23% (yoy).
Kelompok volatile food pada Mei 2018 kembali mengalami deflasi yang lebih rendah dibandingkan April 2018 dan lebih rendah dibandingkan historis inflasi volatile food bulan Ramadhan. Kelompok volatile food tercatat deflasi sebesar -0,66% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan lalu yang juga deflasi sebesar -0,33 (mtm). Nilai inflasi volatile food tersebut merupakan yang terendah selama bulan Ramadhan empat tahun terakhir, dimana rata-rata inflasi volatile food tercatat sebesar 1,86% (mtm). Komoditas utama penyumbang deflasi antara lain beberapa jenis sayur-sayuran (sawi hijau, kacang panjang), cabai merah, cabai rawit, bawang putih, beras, serta ikan selar/tude. Sementara beberapa komoditas tercatat mengalami inflasi seperti komoditas perikanan (cumi-cumi, tongkol, udang), bawang merah, sayur bayam, dan telur ayam ras seiring dengan penyediaan pasokan dari luar daerah.
Sementara, secara tahunan inflasi volatile food tercatat sebesar 3,66% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4,70% (yoy).
Terkendalinya inflasi IHK juga didukung oleh deflasi pada kelompok administered prices yang bersumber dari tarif angkutan udara. Kelompok administered prices pada Mei 2018 tercatat mengalami deflasi sebesar -1,56% (mtm), mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 3,26% (mtm).
Deflasi administered prices terutama didorong oleh penurunan tarif angkutan udara setelah bulan sebelumnya mengalami peningkatan akibat Hari Raya Cengbeng. Secara tahunan, komponen administered prices mencatat inflasi sebesar 1,63% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,90% (yoy).
Kelompok yang mengalami inflasi pada Mei 2018 yaitu kelompok inti. Inflasi inti tercatat sebesar 0,18% (mtm), sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 0,11% (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok inti adalah kelompok ikan-ikanan seperti ikan kerisi dan ikan bulat yang disebabkan oleh cuaca yang kurang mendukung kegiatan melaut. Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 2,19% (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan lalu sebesar 1,87% (yoy). Terkendalinya inflasi inti hingga Mei 2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar agar sesuai dengan fundamentalnya.
Ke depan, inflasi diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5±1% (yoy). Untuk menjaga stabilitas inflasi menjelang Hari Raya Idul Fitri, Bank Indonesia akan terus meningkatkan koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta Satgas Pangan Prov Bangka Belitung khususnya dalam rangka mengantisipasi meningkatnya inflasi volatile food.
“Sinergi anggota TPID dan Satgas Pangan pada Mei 2018 telah membuahkan hasil. Indikasi kenaikan harga beberapa komoditas bahan pangan juga dengan cepat dapat ditindaklanjuti melalui berbagai langkah – langkah yang sistematis, efektif dan terukur. Beberapa strategi pengendalian harga telah dilakukan seperti pelaksanaan Pasar Murah dan Operasi Pasar di beberapa lokasi, edukasi harga acuan beberapa komoditas strategis kepada pedagang dan masyarakat, serta gencarnya edukasi kepada masyarakat terkait belanja bijak selama Bulan Ramadhan. Kedepan, perumusan kebijakan jangka panjang yang mengacu pada Roadmap Pengendalian Inflasi Bangka Belitung perlu diperkuat agar inflasi yang terkendali di Bangka Belitung dapat dipertahankan dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas”, ujar Tantan.(Rill/Ar)