Justiar Usung “Hijaukan Basel dan Bebaskan Sampah di Kawasan Wisata”
Oleh : Nopranda Putra
TUKAK SADAI, LASPELA – Demi meningkatkan kesadaran global akan kebutuhan untuk mengambil tindakan lingkungan yang positif bagi perlindungan alam dan planet bumi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Selatan (Basel) mengajak masyarakat dan perangkat Desa Tukak Sadai untuk bergotong royong dalam menanam bibit pohon mangrove di Hutan Wisata Desa Tukak Sadai, Kecamatan Tukak Sadai, Sabtu (2/6).
Kegiatan gotong royong menanam bibit pohon mangrove ini dilakukan dalam menyambut Hari Lingkungan Hidup se Dunia tahun 2018, yang jatuh setiap tanggal 5 Juni.
Bupati Basel Drs. H. Justiar Noer mengatakan sudah 46 tahun yang lalu hari lingkungan hidup diperingati dan ditetapkan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1972.
“Tahun ini hari lingkungan hidup sedunia mengusung tema “Connect With Nature” dan akan dirayakan di negara Kanada,” kata Justiar.
Dijelaskannya, misi yang dikembangkan dengan mengusung tema “Connect With Nature” yakni untuk mengajak penduduk bumi berinteraksi dengan alam sekitar.
“Misi tahun ini untuk memberi pemahaman, interaksi, mengenal, dan menikmati keindahan alam sekitar, guna membangun kecintaan, keinginan untuk melindungi dan melestarikan bumi tempat kita berpijak,” jelasnya.
Adapun dipilihnya penanaman bibit pohon mangrove tahun ini, lanjut Justiar karena mangrove memiliki keistimewaan dalam berbagai hal, salah satunya dapat mencegah bahaya tsunami dan abrasi air laut.
“Keistimewaan hutan mangrove dapat dinilai dari berbagai aspek fisik, ekologi, dan ekonomi. Fisiknya dengan berakar banyak dan kokoh, batang mangrove dapat menahan terjangan ombak laut, abrasi hingga tsunami,” ujarnya.
Selain itu, kata Justiar secara ekologi hutan mangrove dapat menjadi filter polusi udara dan air. “Karena dapat tumbuh pada kondisi tanah berlumpur/limbah, hutan mangrove dapat menyerap polutan/asan dari udara dan juga tempat habitat biota laut berkembang biak,” tukasnya.
“Sedangkan sisi ekonomi, batang mangrove dapat dijadikan bahan bangunan, arang dan menghasilkan buah/biji yang diolah sebagai pangan atau minuman. Kulit juga dapat diolah sebagai bahan baku pewarna batik,” sambung Justiar.
Berangkat dari tema itu, orang nomor satu di Kabupaten Basel mengajak seluruh elemen masyarakat untuk kembali menghijaukan Basel dan bebaskan sampah di kawasan wisata.
“Makna kegiatan ini yakni, bahwa hutan memiliki esensi sebagai penyeimbangan antara manusia dan alam, mari kita jadikan momentum ini untuk memposisikan hutan sebagai modal utama kelangsungan hidup dan pembangunan nasional menuju masyarakat yang sejahtera dan berkelanjutan,” ajaknya.
“Serta kita lakukan aksi nyata bersama, bergerak dari tingkat RT/RW, masyarakat sipil, komunitas, media, perusahaan swasta hingaa Pemda Basel untuk berpatisipasi dalam menjaga sumber daya alam sekitar,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini diantaranya, Ketua TP PKK Basel Ekawati Justiar, unsur Muspida Basel, Camat Tukak Sadai Zamroni, Kades Tukak Syamsudin.