MUNTOK, LASPELA – Ancaman terorisme dan radikalisme sudah sangat memprihatinakan. Dalam perkembangannya, paham radikalisme dapat membuat para pengikutnya sanggup berbuat nekad dengan melibatkan keluarganya untuk melakukan bom bunuh diri.
” Nah ini berarti kewaspadaan buat kita semua juga keprihatinan buat kita semua, kenapa paham radikal itu bisa dipelajari sendiri, kemudian dia dengan kondisi tertentu itu supaya dia begitu nekad,” ujar Kapolda Kepulauan Bangka Belitung Brigjen. Pol. Drs. Syaiful Zachri, M.M, saat memberikan sambutan pada acara Safari Ramadhan dan berbuka puasa bersama di Masjid Baitul Hikmah, Muntok, Sabtu ( 2/6/2018 ).
Meskipun sudah dilakukan berbagai upaya oleh para ulama dan para kiyai agar paham – paham menyimpang tersebut tidak menyebar luas, namun kata Syaiful, penyerangan dengan peledakan bom masih saja terjadi.
Syaiful meminta peran aktif TNI, Polri dan masyarakat, terutama memonitor jika menemukan pergerakan serba eksklusive dari golongan tertentu yang mencurigakan.
” Nah inilah yang kami mohon bantuan. Bantuan monitor dari seluruh masyarakat, seluruh anggota, baik TNI Polri tolong juga aktif dan ada reaksinya apabila menemukan hal – hal yang demikian,” kata dia.
Dengan adanya Undang – Undang tentang terorisme yang baru, Syaiful menegaskan, Kepolisian bisa melakukan antisipasi awal, apalagi jika kelompok – kelompok tersebut sudah diketahui dan sudah ada pengembangan.
” Kalau sebelumnya, belum ada alat bukti yang kuat, kita ragu untuk melakukan penangkapan ataupun penggeledahan. Tapi dengan adanya undang – undang yang baru yang diterbitkan, itu ada kewenangan Polri untuk memeriksa selama tujuh hari. Kemudian apabila terbukti bisa dikembangkan, kalau dia tidak ada kaitan nantinya akan bisa kembali,” jelasnya.
Syaiful menambahkan, cara kerja terorisme sudah sedemikian rapi. Untuk mengetahui mata rantai jaringan kelompok – kelompok tersebut akan sulit karena langsung terputus.
Namun mata rantai penyebaran kelompok radikalisme, dikatakannya sudah dapat dideteksi dengan terungkapnya beberapa kasus sebelumnya. Jaringannya sudah tersebar dari Aceh sampai Papua dan tidak menutup kemungkinan ada di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Yang patut diwaspadai kata Kapolda, mengantisipasi ancaman terorisme pada beberapa agenda penting yang akan berlangsung di Bangka Belitung, yakni lebaran Idul Fitri dan Pilkada di Kabupaten Bangka pada 27 Juni mendatang.
” Pemilukada sebentar lagi 27 Juni, kemudian dikhawatirkan nanti hari raya ini, lebaran, kemudian nanti ASEAN GAMES itu juga ada konotasi untuk menggangu dan ini yang kita mohon kerjasama dari seluruh pihak yang terkait dan coba programnya, kalau tadi ada pengajian di pesantren itu yang waras. Tapi yang diluar ini yang mungkin nggak ikut taraweh atau ikut pengajian yang lain yang diluar kegiatan ini, itu siapa yang sentuh. Itu yang belum kita sentuh. Nah ini tolong kalau termonitor tolong segera untuk di informasikan,” himbau Syaiful.
Syaiful juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu takut dengan ancaman terorisme, karena dengan bersatu, ancaman dan gerakan tersebut akan dapat dikalahkan.
” Kami TNI Polri sudah bertekad, kita tidak takut dengan ancaman terorisme, kita juga siap mengorbankan jiwa raga ini untuk membela NKRI, dan tentunya Bapak Ibu kami harapkan tidak perlu takut dengan ancaman ini. Kalau kita bersatu kita yakin bisa mengalahkannya,” tandas Syaiful. ( SK )