Pertumbuhan Ekonomi Babel 2,46: Saatnya Sinergi dalam Aksi!

Oleh: Agus Ismunarno
Pemimpin Redaksi
LASPELA MEDIA GROUP

*Pertumbuhan Ekonomi 2,46 Persen
*Terendah di Sumatera
* Terendah Ketiga Indonesia

BLESSING IN DISGUISE, memetik rahmat atau berkah tersembunyi dalam angka pertumbuhan ekonomi hendaknya menjadi tekad bersama.

Kita, hendaknya memang harus kaget atas rekam jejak pertumbuhan ekonomi Babel Triwulan Pertama Tahun 2018 yang hanya 2,46 persen..
Pertumbuhan ekonomi 2,46 persen ini memposisikan Babel terendah di Sumatera dan ketiga se Indonesia sesudah Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Timur. Sesudah kaget dan prihatin, ayo kita bersinergi dalam aksi nyata demi Negeri Laskar Pelangi, Negeri Serumpun Sebalai tercinta.

Sebelumnya, pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Babel 6,9 Persen, kemudian mulai menurun di tahun 2015 tercatat 4,08 persen, tahun 2016 tercatat 4,11 persen dan tahun tahun 2017 tercatat 4,51 persen. Pada kuartal pertama 2016, pertumbuhan ekonomi Babel pernah turun juga 3,3 persen.

Pertumbuhan 2,46 ini bukanlah kiamat ketika kita, Serumpun Sebalai, bergotong royong bergandeng tangan beraksi mencari solusi dari keterpurukan harga komoditas lada, sawit maupun karet. Sementara transformasi ke pariwisata, masih dalam proses.

Ketika bersama Ketum KADIN Babel, Ir Thomas Jusman MM mengikuti Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) DPP KADIN Indonesia di Batam (14/12-2017), Gubernur Kepri mengatakan, “Tahun 2017 terbilang tahun yang berat bagi Provinsi Kepulauan Riau.Pertumbuhan ekonomi mengalami titik terendah dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Pada semester pertama tahun 2017, Kepri meraih rekor perdana dengan menyentuh titik terendah pertumbuhan ekonomi yakni pada angka 1,52 persen atau peringkat ke 33 dari 34 Provinsi se-Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri mencatat, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Kepri Januari-Desember 2017 masih melambat sebesar 2,01 persen. Angka tersebut tergolong melambat dibandingkan pertumbuhan tahun 2016 sebesar 5,02 persen.”

Kepri yang pertumbuhan ekonominya peringkat kedua terendah se-Indonesia melakukan langkah konkrit bersama Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) dulu Otorita Batam.

Selain berpromosi di depan Rapimnas KADIN Indonesia di Batam, BP Batam juga promosi di hadapan ribuan peserta insan pers di HPN 2018, 9 Februari 2018 di Padang. Alhasil, kinerja ekonomi Batam meningkat menjadi 4,47 pada Tahun 2018 Kuartal Pertama.

Sejatinya, pilihan transformasi ekonomi menuju penguatan ekonomi pariwisata yang dipilih Babel sudah tepat.

Hal ini bercermin pada keberhasilan Provinsi Bali yang konsisten dan stabil dalam pertumbuhan ekonominya selama triwulan I tahun 2018 yang mencapai 5,68 persen, lebih besar 0,62 persen dibanding dengan pertumbuhan ekonomi secara nasional pada triwulan yang sama tercatat sebesar 5,06 persen.

Berdasarkan harapan serta optimisme dari kajian Bank Indonesia Babel yang dipimpin oleh Tantan Heroika serta Kepala BPS Babel Darwis Sitorus, hendaknya Gubernur Erzaldi Rosman segera melakukan konsolidasi secara ketat dan tegas mengajak sinergi dalam aksi (action plan) seluruh Forum Pimpinan Daerah (Forkompimda), Disperindak, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Babel, GIPI Babel, Apindo Babel, HIPMI Babel serta Distributor Pangan, Satgas Pangan.

Sinergitas ini harus mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi, menekan inflasi serta menstabilkan harga.

Dalam Ujian Kompetensi Kewartawanan (UKW) Utama PWI Babel, tersimpul dengan sangat tegas bahwa momentum Ramadhan dan Lebaran bukanlah saat untuk menaikkan harga-harga sembako, daging ayam dan daging sapi.

Pimpinan Media Massa mendesak; tahun lalu 1997, Presiden Jokowi melalui Menperindag, Kapolri, Gubernur, Kapolda dan Sinergi Tim Ekonomi Terpadu Babel serta Satgas Pangan mampu menstabilkan pangan dan mengangkat pertumbuhan ekonomi, tahun ini pun dituntut wajib bisa.

Pertama, arah penguatan ekonomi pariwisata lebih dimantapkan secara struktural dan masif.

Kedua, visit tourism year dengan 2018 sebagai sport tourism year hendaknya lebih diseriusi dalam promosi maupun dalam penyelenggaraan serta terukur.

Ketiga, momentum penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang dan menyusul KEK Sungailiat Bangka dan KEK Tanjung Gunung Bangka Barat hendaknya segera disemarakkan dengan gaung promosi serta investasi yang berpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Last but not least. Timbunan mineral ikutan yang menggunung di berbagai tempat di Babel hendaknya diolah menjadi sektor manufaktur. Demikian pula, penggarapan potensi ekspor di berbagai sektor seperti perikanan dan perkebunan hendaknya ditingkatkan apalagi dipadu dengan peningkatan standar kualitas.

Investasi di tiga KEK Pariwisata serta industri mineral ikutan serta industri CPO, kiranya bisa pula menjadi kunci pembuka pertumbuhan ekonomi Negeri Laskar Pelangi. Semoga!