Oleh : Wina Destika
PANGKALPINANG, LASPELA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar kegiatan Pembentukan keluarga berkarakter melalui kemah konselor sebaya berbasis revolusi mental tingkat nasional tahun 2018, di Hotel Novotel, Kabupaten Bangka Tengah, Senin (7/5/2018).
Dalam sambutannya pada Master Of Training Indikator (MoT) Revolusi Mental, Deputi Keluarga Sejahtera Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Pusat DR.Dr.M.Yani.Mkes.PKK mengatakan sesuai dengan mandat pemerintah periode 2015-2019, BKKBN Perwakilan Babel harus ikut serta mensukseskan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita), terutama Agenda Prioritas Nomor 5 yakni “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia” melalui pembangunan kependudukan keluarga berencana.
“Disini BKKBN juga ikut melaksanakan strategi pembangunan nasional 2015-2019 dalam Dimensi Pembangunan Manusia pada Bidang Kesehatam dan Mental / karakter (revolusi mental),” ujarnya.
Ia menjelaskan, Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga mendukung pelaksanaan pembangunan nasional melalui program kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
“Program KKBPK ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perubahan kuantitas penduduk yang ditandai dengan perubahan jumlah, struktur, komposisi, dan persebaran penduduk yang seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup,” paparnya.
Bukan hanya itu, DR.Dr.M.Yani mengungkapkan dimana BKKBN juga berusaha untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan prioritas dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan berbagai program yang berlangsung menyentuh masyarakat terutama keluarga.
“Gerakan nasional yang mengubah cara pandang, pola pikir, sikap, serta nilai yang mana gerakan Revolusi Mental bisa kita mulai dari keluarga dan diri sendiri,” ungkapnya.
Diakui DR.Dr.M.Yani.Mkes.PKK bahwa permasalahan yang dihadapi remaja muda saat ini seperti seks pranikah, kehamilan, pernikahan dini, nafza serta HIV/Aids harus diminimalisir.
“Pembangunan kualitas remaja melalui program GenRe harus di tingkatkan melalui penanaman Gerakan Revolusi Mental dan ini pertama kalinya dilakukan di Indonesia,” pintanya. (Wa)