Oleh: Agus Ismunarno
- Kompetisi Itu Dorongan Optimalisasi Talenta
- Diharap Lahir Lagu Gereja Bergenre Melayu dan Tionghoa
- Pesparani Katolik Babel Jadi Duta Wisata Serumpun Sebalai
PANGKALPINANG, LASPELA – Uskup Pangkalpinang Mgr Dr Adrianus Sunarko OFM mengharapkan Pesparani Katolik menjadi panggung keberagaman Nusantara. Diharapkan, Pesparani Katolik mampu melahirkan lagu-lagu inkulturatif kontekstual dimana Gereja Hidup.
“Kehadiran Pesparani Katolik kita apresiasi dan terima-kasih atas kerelaan para Pengurus Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani( (PESPARANI) Katolik Babel. Pesparani Katolik diharapkan menjadi panggung aktualisasi talenta umat Katolik se Indonesia, khususnya Babel dalam memberi kontribusi kepada Bangsa,” tandas Mgr Adrianus selaku Pengarah dalam Audiensi Pengurus LP3KD yang didampingi oleh Yohanes Bosco Otto, Pembimas Katolik (Pembimbing Masyarakat Katolik) Babel selaku Penasihat.
Hadir dalam audiensi antara lain Vikaris Jenderal RP. Nugroho Krisusanto, SS CC, Penasihat, Agus Ismunarno, Ketua I, Pastor RD Yosep Setiawan, Ketua II, Trinugroho Tunggul Kuncoro, Ketua III, RD Marcelinus Gabriel, Sekretaris Umum, Bartholomeus Suharto, Sekretaris I, Shito Mulyatidani, Sekretaris II, Respi Leba, Sekretaris III, Afonsus G Liwun, Bidang Penyelenggara, Andreas Yudho Astono, Verifikasi dan Pengawasan. RD Yohanes Kurnianto Jeharut.
Lebih lanjut, Mgr Adrianus berpesan, “Pesparani hendaknya menjadi panggung yang semata-mata bukan kompetisi melainkan aktualisasi optimalisasi talenta-talenta umat Katolik. Pesparani merupakan pancingan agar talenta-talenta mencipta lagu gerejani dan menyanyi dirangsang untuk mekar dan berkembang dalam khasanah liturgi Gereja.”
Kompetisi, kata Mgr Adrianus, boleh saja. “Juara tentu kita bangga. Namun esensinya jangan kompetisi semata. Maka nuansanya memang harus raya syukur, pesta, perayaan. Jadi benar, tidak perlu ribut atau demo-demo mungkin karena yuri kurang fair. Perayaan persaudaraan harus lebih ditampilkan,” pesan Mgr Adrianus.
Mgr Adrianus juga berharap Pesparani I di Ambon yang akan digelar 27 Oktober – 2 November 2018 menjadi perayaan syukur pesta keberagaman dari berbagai suku bangsa dalam konteks Gereja Katolik.
“Semoga Pesparani Katolik yang berproses persiapan di Babel dan nantinya memuncak di Ambon menjadi even yang inspiratif bagi kekayaan liturgi Gereja Katolik yang kontekstual dari daerah asal. Pengalaman itu menjadi inspirasi penting buat Gereja Keuskupan Pangkapinang,” ungkap Mgr Adrianus.
Orang nomor satu di Gereja Katolik Kepulauan Babel dan Kepulauan Riau ini berharap, “Melalui Pesparani khususnya dalam Cipta Lagu Gerejani akan muncul lagu-lagu Gereja yang inkulturatif kontekstual seperti Lagu Gereja bergenre Melayu atau Chinese. Tentu kreativitas nada dan lagu tersebut akan memperkaya khasanah lagu Keuskupan Pangkalpinang.”
Sebelumnya, Marselinus Gabriel dan Yohanes Bosco Otto memaparkan historisitas terbentuknya Pesparani Katolik. Pesparani Katolik lahir dari kerinduan untuk memberi kontribusi bagi negeri melalui perayaan nada, musik dan lagu.
Sementara Ketua I, Agus Ismunarno dalam audiensi silaturahmi itu mengatakan, penyusunan Pengurus LP3KN disusun berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 35 Tahun 2016 tentang Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani( (PESPARANI) Katolik. Sedang pembentukan pengurus Lembaga PESPARANI Tingkat Daerah termasuk Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan dengan SK Gubernur Babel.
Pengurus PESPARANI Katolik Babel disusun melalui rapat bersama antara Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama RI bersama dengan Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) serta bersama dengan sejumlah Tokoh Awam Katolik.
“Lembaga PESPARANI KATOLIK ini merupakan tanda kehadiran tiga pilar: Pemerintah-Hirarki Gereja-Masyarakat Umat Katolik. Pesparani juga sebagai wadah kerjasama membangun bangsa dan Gereja Katolik Indonesia khususnya Babel dalam kerangka NKRI,” kata Agus.
Selama ini umat Katolik Indonesia, khususnya Babel berjalan bersama Pemerintah dan Pemerintah berada di tengah-tengah umat Katolik.
Lembaga yang baru dibentuk sesudah 72 tahun RI merdeka, berdasarkan Peraturan Menteri Agama ini merupakan wadah yang menunjukkan eksistensi umat Katolik yang ikut berjuang di negeri ini.
Lebih lanjut Agus menyampaikan PESPARANI KATOLIK dalam kiprahnya, secara internal memfasilitasi dalam kerjasama dengan pengurus Gereja lainnya utamanya yang berbasis musik, nada, dan lagu. Sedang secara eksternal, lembaga ini juga bergerak dalam pemberdayaan spiritualitas awam yang bekerjasama dengan umat beragama lain.
“Babel dalam Puncak Pesparani di Ambon akan mengirimkan delegasi kontingen. Kami sedang memohon dukungan kepada Gubernur Babel Erzaldi Rosman dan Mgr Adrianus Sunarko sebagai pengarah. Kontingen ini sekaligus menjadi Duta Wisata Babel dalam Panggung Nusantara, Pesparani Indonesia. Mereka akan menampilkan seni budaya khas Babel yang kental dengan kultur Melayu dan Tionghoa dalam defile serta panggung khusus di hadapan sedikitnya 8.500 peserta yang akan dihadiri Presiden RI, Menteri Kabinet dan 34 Gubernur se Indonesia,” ungkap Agus. (*)