banner 728x90

Penguatan Sektor Pertanian, Kunci Pengendalian Inflasi yang Berkualitas

Tantan Heroika, Kepala KPw BI Babel
Tantan Heroika, Kepala KPw BI Babel
banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

PANGKALPINANG, LASPELA – Memasuki Triwulan II 2018, perkembangan harga di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih terkendali. Pada bulan April 2018, Kepulauan Bangka Belitung tercatat mengalami inflasi 0,55% (mtm). Nilai ini, lebih tinggi dibandingkan inflasi Maret 2018 yaitu sebesar 0,17% (mtm).

“Namun tekanan inflasi pada bulan April 2018 lebih disebabkan oleh kenaikan inflasi dari tarif angkutan udara sehubungan adanya hari Raya Ceng Beng, sementara kelompok bahan makanan mengalami deflasi”, ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Tantan Heroika.

banner 325x300

Pada bulan April 2018, berdasarkan kelompok pembentuk inflasi (disagregasi), tekanan inflasi utamanya bersumber dari kelompok administered price yang tercatat mengalami inflasi 3,26% (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi 0,40% (mtm). Kelompok inti juga mengalami inflasi sebesar 0,11% (mtm), meskipun lebih rendah dibandingkan bulan lalu sebesar 0,14% (mtm). Sedangkan kelompok volatile food mengalami deflasi 0,33% (mtm), dibandingkan bulan lalu sebesar 0,07% (mtm).

Berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok bahan makanan tercatat mengalami deflasi sebesar 0,77% (mtm), yang bersumber dari penurunan harga beberapa komoditas sayur-sayuran dan ikan segar. Sedangkan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan tercatat mengalami inflasi yang tertinggi yaitu sebesar 5,00% (mtm), yang didorong oleh peningkatan tarif angkutan udara dalam rangka menyambut Hari Raya Ceng Beng.

Adapun komoditas pangan hewani yang tercatat mengalami inflasi yaitu daging ayam ras, ayam hidup dan ikan dencis. Selain itu, beberapa komoditas pertanian seperti bawang merah, semangka dan bawang putih juga tercatat mengalami inflasi.

Secara tahunan inflasi April 2018 di Bangka Belitung tercatat sebesar 2,57% (yoy), lebih rendah dari inflasi April 2017 sebesar 8,37% (yoy) dan menurun dibanding inflasi Maret 2018 sebesar 3,02% (yoy). Inflasi tahunan di Bangka Belitung pada Maret 2018 juga berada dibawah angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,41% (yoy).

” Ke depan, tekanan inflasi Provinsi Bangka Belitung diperkirakan tetap terjangkar pada sasarannya yaitu 3,5±1%. Namun demikian, potensi kenaikan harga pada kelompok VF dan AP, sebagai dampak memasukin Bulan Ramadhan dan Idul Fitri, perlu menjadi perhatian ke depan. Dalam kaitan ini, Tim Pengendalian Inflasi Daerah berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas harga dengan fokus pada upaya menjamin pasokan, distribusi, serta menjaga ekspektasi inflasi,” terang Tantan dalam rilisnya.

“Perbaikan tata niaga agar lebih efisien menjadi salah satu upaya pengendalian inflasi yang cukup efektif. Akumulasi biaya logistik dari suatu komoditas akan lebih sedikit apabila tata niaga pada komoditas tersebut telah efisien sehingga harga yang terbentuk di tingkat konsumen akan lebih murah. Selain itu, perbaikan tata niaga juga dapat mendukung upaya peningkatan kesejahteraan petani. Penguatan sektor pertanian menjadi kunci untuk memecahkan masalah struktural inflasi di Bangka Belitung. Selain dapat meningkatkan kemandirian pangan, penguatan sektor pertanian juga dapat memberikan multiplier effect dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat Bangka Belitung,” ujar Tantan.(Rill/Ar)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version