Oleh: Stefanus H. Lopis | Wartawan LASPELA
PANGKALPINANG, LASPELA- Kepala Sekolah SMP Santa Theresia Pangkalpinang, Fransisca Rindiyarti S. Pd, mengatakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2018 hendaknya menjadi momentum refleksi diri untuk membentuk karakter peserta didik menjadi pribadi yang jujur dan berakhlak.
“Pada momentum peringatan Hardiknas tahun ini, mari kita eratkan sinergi antar seluruh elemen yang bergerak di bidang pendidikan baik itu tenaga pendidik dan kependidikan, orang tua, serta komite sekolah untuk sama-sama membangun karakter anak menjadi lebih berakhlak,” kata Sisca memaknai peringatan Hardiknas 2018 saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (2/5).
Menurutnya, tanggungjawab membangun karakter siswa menjadi generasi berakhlak dan berkepribadian luhur merupakan tanggungjawab bersama semua pihak. “Mari kita terus bekerja keras mewujudkan generasi penerus yang cerdas dan beraklak mulia,” pungkasnya.
Hal senada disampaikan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP Santa Maria Prabumulih-Sumatera Selatan, Endang Suyanti S. Pd.
Menurut Endang, momentum Hardiknas hendaknya dijadikan refleksi apakah guru-guru sudah cukup profesional dan menjadi teladan bagi peserta didiknya. Kemudian apakah sudah cukup memuliakan guru-guru yang telah berjuang untuk mendidik dan membentuk karakter.
“Guru berperan penting membentuk peserta didik menjadi pribadi tangguh dan berhasil. Para guru di semua sekolah selalu berperan mewarnai keberhasilan pendidikan Indonesia. Untuk itu, para pendidik harus lebih profesional dalam membimbing siswa/i di masa mendatang,” jelas Endang.
Seperti diketahui, peringatan Hardiknas tahun ini mengangkat tema “Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan”.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy mengatakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) menjadi momentum refleksi diri untuk menguatkan pendidikan, dan memajukan kebudayaan.
“Pada momentum peringatan Hardiknas tahun ini, mari kita eratkan hubungan antara pendidikan dan kebudayaan sebagaimana tercermin dalam ajaran, pemikiran, dan praktik pendidikan yang dilakukan oleh Ki Hadjar Dewantara,” ujar Muhadjir pada upacara bendera peringatan Hardiknas 2018, di Halaman Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (2/5/2018), sebagaimana dilansir dari Antaranews.com
Mendikbud menyampaikan terdapat tiga jalur pendidikan, yakni jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Ketiga jalur pendidikan tersebut diposisikan setara dan saling melengkapi. “Masyarakat diberikan kebebasan untuk memilih jalur pendidikan, dan pemerintah memberikan perhatian besar dalam meningkatkan ketiga jalur pendidikan tersebut,” terang Mendikbud.
Selanjutnya, dalam berkebudayaan, Indonesia adalah negara yang kaya raya dalam hal kebudayaan. Hal tersebut, kata Mendikbud, diakui oleh Asisten Direktur Jenderal UNESCO, Fransesco Bandarin, yang mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara adidaya (super power) kebudayaan.
“Kita yakin bahwa kebudayaan yang maju akan membuat pendidikan kita kuat. Begitu pula sebaliknya, jika pendidikan kita subur dan rindang, akar kebudayaan akan lebih menghujam kian dalam di tanah tumpah darah Indonesia,” tutupnya.