Oleh : Wina Destika
PANGKALPINANG, LASPELA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kuntodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) memonitoring langsung pelaksanaan seleksi nasional Capital Market Professional Development Program (CMPDP) yang mana di ikuti sebanyak 16 peserta.
“Tujuan dilaksanakannya seleksi CMPDP untuk meningkatkan jumlah tenaga profesional yang akan menggerakkan industri pasar modal Indonesia,” kata Direktur utama TICMI, Mety Yusantiati kepada negerilaskarpelangi.com, Sabtu (21/4/2018).
Ia menjelaskan, seleksi nasional CMPDP dilakukan secara terpusat oleh The Indonesia Capital Market Institute (TICMI). Sebelumnya, di 2016 jumlah kandidat CMPDP yang ditempatkan di Self Refulatory Organization (SRP) ada 26 orang, dan di 2017 ada 31 orang.
“CMPDP memiliki tujuan jangka menengah dan panjang dengan cara mempersiapkan talenta pasar modal yang akan menjawab tantangan di masa depan dan membantu menggerakkan industri pasar modal Indonesia,” ujarnya.
Mety menjelaskan, pada tahun 2018 ini jumlah pelamar CMPDP mencapai 3.962 orang. Setelah melalui proses seleksi administrasi, ada 3.575 kandidat mengikuti seleksi tertulis CMPDP yang dilaksanakan serentak di 29 kota besar di Indonesia, yang salah satunya di Pangkalpinang-Bangka.
“Calon kandidat akan mengikuti proses test tertulis pada tanggal 21 April 2018. Dan untuk peserta yang lolos test nantinya akan mengikuti serangkaian test lainnya seperti psikotest, FGD dan interview, sampai dengan terpilihnya peserta terbaik yang akan mengikutu 6 bulan program pengembangab dan 6 hulan on the job training. Nantinya setiap lulusan CMPDP akan ditempatkan bekerja di SRO,” ungkapnya.
Ia mengatakan dari seleksi CMPDP inilah SRO akan memiliki SDM profesional yang handal dan dapat mendukung operasional bisnis dan pengembangan industri pasar modal Indonesia.
“Hal ini tentu diharapkan pasar modal Indonesia menjadi yang terbesar di ASEAN dan mampu bersaing secara global,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Mety menyebutkan Self-Regulatory Organization (SRO) yang dimotori oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki target untuk menjadikan pasar modal Indonesia menjadi pasar modal terbaik di kawasan ASEAN pada tahun 2020.
“Karena itu perlu adanya sosialisasi dan edukasi melalui serangkaian program kepada masyarakat, pasar modal Indonesia juga dituntut harys memiliki SDM profesional yang kompeten dan mampu menjawab tantangan di masa depan,” terangnya.
Mety memaparkan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki potensi yang besar di industri pasar modal, dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia menjadi indeks yang paling potensial di dunia untuk 10 tahun terakhir yakni sebesar 125,40 persen.
“Namun potensi pasar modal di Indonesia masih terkendala dengan minimnya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) di pasar modal, sehingga kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap industri pasar modal belum dapat difasilitasi secara optimal, tetapi hal tersebut juga berarti terbukanya peluang untuk berkarir di pasar modal,” paparnya.
Ia menambahkan, seleksi CMPDP adalah bentuk dukungan TICMI dalam program inklusi dan literasi pasar modal terkemuka, yang diakui baik secara nasional maupun internasional serta menjadi data provider pasar modak terbesar dan terlengkap di Indonesia.
TICMI merupakan anak perysahaan dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring dan Penjaminan Efek Indinesua (KPEIL dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang berperan sebagai pusat referensi, edukasi dan sertifikasi pasr modal Indonesia.
“TICMI menyediakan berbagai macam data dan informasi pasar modal Indonesia sejak 1077, yang dapat di akse secara mudah untuk kebutuhan profesional maupun akademis. Selain itu TICMI juga merupakan Lembaga pendidikan khusus pasar modal (LPKPM) yang di akui oleh OJK untuk melaksanakan pendidikan dan sertifikasi di bidang pasar modal,” tutupnya. (Wa)