Oleh: Agus Ismunarno dan Abdullah Randi
- Sangat Mungkin Babel Seperti Maldives
- Lebih Susah Kalau tidak Punya KEK
MENTERI PARIWISATA ARIEF YAHYA menandaskan sesudah mengunjungi KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Sungailiat Bangka, Jumat (13/4-2018) dalam jumpa pers di tepi Pantai Tanjung Pesona menandaskan, “KEK akan ditetapkan 2018 ini!”
Menpar Arief Yahya juga menandaskan, agar pengusul KEK tidak lelet.
Kepada Ir Thomas Jusman MM, Direktur PT Pantai Timur Sungailiat sebagai pengusul, Menteri Arief Yahya menyarankan agar bersemangat berbagi fasilitas kepada pihak ketiga sehingga proyek KEKnya bisa berjalan lancar.
KEK, kata Menpar Arief Yahya, merupakan cara cerdik untuk mendapat dukungan pemerintah yaitu infrastruktur dasar.
“Tadi saya katakan mendapatkan izin KEK susah, tapi kamu lebih susah lagi kalau tidak punya KEK. Maka saya mengajak Pak Gubernur bareng-bareng yuk demi Bangka kita bersama paling 5-10 tahun agar kita bangun itu. Agar pemeritah turun bagaimana? Maka kita kasih KEK. Dengan KEK disetujui pemerintah, maka pemerintah kan menyediakan infrastruktur dan utilitas dasar seperti jalan, air, internet itu akan dikasih sama pemerintah,” ungkap Arief Yahya dalam press conference di sela-sela HUT ke 46 REI di Bangka dan Belitung.
Transformasi Ekonomi ke Wisata
Lebih lanjut, Menpar Arief Yahya, mengatakan sudah benar melakukan transformasi untuk Bangka Belitung, dan transformasi itu tergantung dari CEO nya. “Kita beruntung mendapat CEO yang sangat bagus visioner. Jadi nasihat saya bertransformasi lah ketika kamu bisa disini masih bisa. Banyak perusahaan yang terlambat melakukan transformasi dan dia gagal. Yang kedua salah satu portofolio industri yang dipilih adalah parawisata dan itu tidak salah,” tandas Arief Yahya.
Menanggapi upaya membawa wisatawan dari Singapore, Arief Yahya mengatakan, “Kita lebih beruntung dibandingkan kawasan timur adalah karena kita lebih dekat dengan pasar. Keunggulan Thailand dari indonesia dia lebih dekat market, market besar China itu. Maka ia bisa 32juta, sekarang kita yang sudah di barat ini yang hanya 1 jam Bangka dari Singapore dan Jakarta itu seharusnya diuntungkan.”
Arief juga mengatakan HUT ke 46 REI dihadiri lebih dari 1.000 orang. “Artinya Bangka Belitung punya magnet. Dan relatif murah terutama dari Jakarta itu semakin membuat saya yakin bahwa Babel merupakan destinasi yang bagus dan dekat dengan pasar.
Seharusnya dari dulu, seperti menjaring di kolam ikan. Di singapore itu ada 15 juta wisman dan dia kalau di Singapore shopping satu setengah hari sudah habis, dan selanjutnya kemana? Sebagian besar kita arahkan ke Kepri (Kepulauan Riau) dulu tentu yang hanya naik Feri dan naik kapal Feri kita buat murah itu hanya 20 dolar.
“Saya lompat sedikit. Kalau ke Bangka hanya 60 dolar, maka orang Singapore itu ke Bangka Belitung akan semudah ke Batam atau ke Bintan. Dan kalau memang ada niatan itu saya janji akan membantu mensupport, kalau ada wisman sudah ada di Singapore untuk diarahkan ke Babel. Silahkan rekan-rekan Babel pemain travel agent dan travel tour berkoordinasi dengan agen travel tour yang ada di singapore, untuk membawa wisman yang ada di Singapore itu ke Bangka belitung. Tahun ini pun akan kita suport kalau ada itu.. “
Arief Yahya mengungkapkan , “Mungkin, saya katakan mungkin, dulu kelemahan kita di Indonesia tidak memikiki shiplane, dari pulau ke pulau kita susah. Sekarang dari Bangka Belitung bisa 4-5jam. Orang di atas 2 jam sudah tidak mau. Nanti silahkan satu ambil titik terpendek yang bisa ambil satu jam atau kendaraannya kita ubah. Kalau kendaraan menggunakan shipplane ,karna kalau di Maldives ke pulau-pulau itu seperti naik taxi.”
Sekarang izin shipplane itu, kata Arief Yahya, sudah keluar di Pulau Bawah, dan di Kepri sudah keluar sangat mudah. “Kalau rekan-rekan di Babel akan menginplementasikan, maka kita akan mempermudah mengeluarkan lisensi-lisensi, supaya kita tidak perlu membangun bandara-banda kecil di Pulau Kecil. Dan itu sangat mungkin Babel menjadi Maldives,” kata Arief Yahya.