MUI Ajak Umat Islam Maafkan Sukmawati dan Pererat Ukhuwah Islamiyah

Ketua MUI KH Ma'ruf Amin (tengah) saat memberikan keterangan pers di gedung MUI Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/4/2018) | Poskota

JAKARTA, LASPELA – Putri Presiden Soekarno Sukmawati Soekarnoputri mengadakam pertemuan tertutup dengan Ketua MUI KH Ma’ruf Amin di gedung MUI Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/4/2018) siang.

Pertemuan selama satu jam itu membahas puisi ‘Ibu Indonesia’ yang dibacakan dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018, yang kemudian menuai pro dan kontra.

“Kami MUI didatangi Sukmawati Soekarnoputri untuk menjelaskan berbagai persoalan yang dihadapi, yang belakangan ini menimbulkan kegaduhan. Beliau sesungguhnya tidak ada niatan untuk menghina Islam,” kata Ketua MUI Ma’ruf Amin dilansir LASPELA dari laman Poskota.

Ma’ruf mengatakan, puisi yang dibawakan merupakan pikiran seorang seniman yang diekspresikan secara bebas. Sehingga tidak memperhatikan akibat yang akan terjadi.

“Itu pada umumnya merupakan pikiran-pikiran kalangan seniman yang biasanya mengekspresikan pikirannya itu secara bebas sehingga kurang diperhitungkan akibat yang terjadi ketika itu didengar pihak lain, dirasakan oleh pihak lain yang punya pandangan-pandangan bahwa apapun harus tetap menghormati norma-norma hukum, kesantunan, maupun kepatutan,” ujar Ma’ruf.

Untuk itu, Ma’aruf juga berharap seluruh umat Islam mau memaafkan Sukmawati. Dia meminta umat Islam untuk kembali membangun ukhuwah Islamiah. “Kami mengajak seluruh umat islam untuk bisa menerima permohonan maaf beliau. Karena beliau ini seorang muslimah, kita bangun kembali ukhuwa islamiah dan bersama bangsa membangun wahdaniah itu harapan kami MUI,” kataanya.

Sukmawati terlihat menyesali kesalahannya saat membacakan puisi yang akhirnya menjadi kontroversi itu. Di depan awak media, Sukmawati tak sungkan mencium tangan Ma’aruf sebanyak dua kali, saat awal dan akhir konfrensi pers. “Sudah selesai, jangan dibesar-besarkan lagi,” tutup Maaruf.

Editor: Stefanus H. Lopis