Sekda Beltim Kaget Lahan Eks Tambang Bisa Produktif

  • Eks Tambang PT Timah Jadi Media Tanam Sayuran dan Cabe

MANGGAR, LASPELA – Sekretaris Daerah Kabupaten Beltim Ikhwan Fahrozi mengaku kaget saat mengetahui lahan eks tambang timah bisa dikelola dan menjadi lahan pertanian yang produktif. Hal ini menjadi kabar baik bagi daerah kepulauan, khususnya masyarakat Kabupaten Beltim yang selalu dihadapkan dengan mahalnya beberapa komoditas pada saat tertentu.

Pemerintah harus mulai menggandeng pihak swasta untuk sama-sama mulai mengembangkan sumber di masyarakat. Karena ada beberapa komoditas yang apabila tidak ada di pulau Belitung akan meningkatkan inflasi. Contohnya komoditas cabe, bawang dan sayuran yang musim hujan susah diperoleh.

“Kita sangat berharap dukungan dari pihak BUMN atau swasta untuk bekerjasama dengan Bumdes. Ini mungkin salah satu contoh kecil dari PT Timah, lahan kritis yang sebetulnya lahan untuk reklamasi dikerjasamakan dengan pihak Desa,” ujar Ikhwan saat ditanya pemanfaatan lahan eks tambang di Kabupaten Beltim, Jum’at (9/3) kemarin.

Meski demikian, kata Ikhwan, pengelolaan lahan eks tambang agar produktif bukanlah perkara mudah. Perlu campur tangan pihak perusahaan maupun pengusaha tambang dalam bentuk pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

“Diharapkan juga, khususnya untuk beberapa perusahaan pertambangan bukan hanya timah, mulailah dimana mereka berusaha agar menggandeng Bumdes untuk kerjasama dalam pertanian dan holtikultura, ini kita dorong,” harap Ikhwan.

Sebagai contoh Desa Selinsing, yang berhasil menjadikan lahan eks tambang PT Timah menjadi media tanam sayuran dan cabe. Tinggal lagi peran Pemerintah melalui OPD teknis untuk memberikan pelatihan agar optimalisasi dapat tercapai.

“Saya kaget sebetulnya karena saya bolak balik pulang kerja disitu tidak melihat, ternyata begitu singgah luar biasa ternyata. Ini artinya selain dukungan pendanaan dari pihak perusahaan, kita perlu melatih peningkatan SDM-nya. Mungkin diadakan pelatihan bidang perkebunan dan pertanian sehingga tidak melulu CSR berikan uang tapi ada pendampingan,” terangnya.

Bukan hanya itu saja, dana CSR perusahaan tambang bisa dialihkan pada bidang lain seperti peternakan. Melalui konsep kawasan terpadu, nantinya bukan hanya peningkatan ekonomi masyarakat tetapi menjadi areal wisata.

“Bisa saja bukan hanya pertanian tetapi peternakan, CSR-nya diajak di daerah yang bisa dikembangkan. Kalau perlu kawasan terpadu, misalnya ada ternak itik, sapi dan tanaman holtikultura. Selain mengembangkan perekonomian dapat juga menjadi areal wisata. Ini menarik,” bebernya.
sementara itu kabid. humas PT Timah mengatakan, ” untuk pola rehabilitasi lahan eks tambang (reklamasi) konsep yang sudah kita lakukan bekerjasama dengan Bumdes serta Babinkamtibmas Go Green Polda Babel. Intinya pola2 kerjasama ini dimaksudkan agar rehabilitasi lahan eks tambang bisa memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.”
ungkapnya.(rill)