Harga Daging Ayam di Basel Tinggi, Kapolda: Dalami!

Kapolda Babel, Brigjen Pol. Syaiful Zahcri (kanan) didampingi Bupati Basel Drs. H. Justiar Noer (kiri) menyidak ke Pasar Rakyat Toboali, Selasa (16/1). Foto: Putra/LASPELA

TOBOALI- Kapolda Kepulauan Bangka Belitung, Brigjen Pol. Syaiful Zahcri bersama rombongan melakukan kinjungan kerja ke Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Selasa (16/1).

Agenda kunjungan tersebut yakni memantau kondisi harga sembako di Pasar Rakyat Toboali Desa Bikang, serta memantau gudang beras terbesar di Bangka Selatan milik Liu Bu Sang (Akim).

Kunjungan Kapolda Brigjen Pol. Syaiful Zachri ini didampingi Kapolres Basel, AKBP. Bambang Kusnarianto, SIK, Bupati Basel Drs. H. Justiar Noer, ST, MM, M.Si, Kajari Basel, Promono Mulyo,SH, M.Hum, dan Perwakilan Koramil Toboali.

Pantauan LASPELA, sejauh ini harga beras di beberapa pemasok dan pedagang di Pasar Rakyat Toboali nampak normal. Tidak ada lonjakan harga yang signifikan, begitu juga dengan beberapa jenis sembako lainnya.

Namun kenaikan harga sembako yang begitu mencolok terjadi pada harga ayam yang dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp40 ribu per kilogram sedangkan HET sebesar Rp35 ribu per kilogram.

Saat menanyakan harga ayam potong kepada salah seorang pedagang, Kapolda Babel sempat kaget karena harga ayam tersebut dijual lebih mahal dari HET.

Dalam sidak tersebut, Syaiful juga sempat menanyakan kelancaran pasokan daging ayam kepada pedagang. Salah seorang pedagang daging ayam, Aina, mengatakan, kenaikan harga ayam tersebut sudah terjadi beberapa hari dengan harga Rp40 ribu per kilogram.

“Untuk pasokan daging ayam di pasar tradisional ini cukup lancar hanya saja harganya masih mahal,” ujar Aina saat di tanya Kapolda Kep. Babel Brigjen Pol. Syaiful Zachri.

Dengan mengetahui kondisi tersebut, Kapolda Babel langsung menginstruksikan anggotanya melakukan pendalaman terkait penyebab harga daging ayam yang dijual di atas HET tersebut. “Nanti tolong dipelajari kenapa harga beras di atas HET. HET ayam potong kan cuma Rp35 ribu per kilogram,” tegasnya. (tra)

Editor: Stefan H. Lopis