Terkena Penyakit Infeksi Otak, Siti Zumroh Butuh Bantuan untuk Berobat

PANGKALPINANG, LASPELA – Siti Zumroh gadis cerdas dan soleha berumur (18) tahun asal Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), ini menderita penyakit infeksi otak. Perempuan ini membutuhkan uluran tangan untuk biaya pengobatannya agar bisa sembuh kembali.

Siti adalah anak kedua pasangan Zulkifli (43) dan Ummi Kalsum (45). Hampir satu bulan ini dirinya terbaring lemah, Siti divonis dokter mengidap penyakit infeksi otak dan juga sering mengalami sesak nafas.

Zulkifli menceritakan bahwa anak satu-satunya ini mulai terkena sakit itu pada  November 2017, Awalnya tidak ada keluhan hanya perutnya sakit dan terlihat membesar terus dilarikan ke rumah sakit guna menjalani pengobatan di Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT), Pangkalpinang. Setelah diperiksa bukan sakit perut tetapi infeksi otak, Dokter pun mengatakan kalau Siti terkena penyakit infeksi otak.

“Siti pun harus menjalani operasi otak dua kali. Operasi pertama belum sadar Siti koma selama 14 hari dirawat 17 hari,  setelah operasi kedua baru sadar dan dirawat 15 hari. Namun, kini usaha tersebut belum membuahkan hasil kondisi fisiknya lemah, dan kalau minum melalui botol susu,” ujar keluarga Siti kepada awak media, Selasa (26/12/2017).

Kata Zulkifli, Siti tidak bisa berbuat apa-apa, tangan, kaki semua tidak bisa digerakkan. Untuk berbicara pun tidak bisa, dia hanya menggunakan bahasa isyarat kalau membutuhkan sesuatu. Siti hanya bisa menjalani perawatan di rumah Bibi nya di daerah Pangkalbalam, Pangkalpinang.

“Selesainya di operasi, Siti kita bawa pulang karena keterbatasan biaya BPJS kan ditanggungnya terbatas. Maka kami rawat di rumah bibinya agar lebih tenang, sebab jauh dari keramaian sehingga dia bisa istirahat,” ucap seraya sedih.

Pria yang bekerja serabutan tersebut mengatakan kalau untu berobat anak nya (red Siti) selama ini pakai BPJS, namun tak menampik jika ada bantuan dari pemerintah atau dermawan untuk biaya pengobatan agar Siti bisa sembuh sediakala lagi.

Belum lagi keterbatasan biaya dan pekerjaan orang tua Siti hanyalah sebagai buruh lepas (kerja serabutan) di pelabuhan Pangkalbalam, dengan penghasilan yang tidak menentu dan Ibunya sebagai ibu rumah tangga (IRT).

Zulkifli mengatakan bahwa anaknya ini pendiam, pemalu, pulang sekolah dulu langsung ke rumah bantu orangtua dan belajar. Siti rajin sholat, tajahud, dan ngajinya pandai. Dia selalu ranking satu dikelas dari SD, SMP, hingga lulus SMK.

“Sejak SD hingga lulus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Negeri 1 Pangkalpinang, anak saya berprestasi ranking satu terus. Kegiatannya selesai sekolah langsung pulang, bantu orangtua, belajar. Sholatnya rajin, tajahud, dan ngajinya pintar,” ucapnya.

Seusai menyelesaikan sekolah, Siti tak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi lantaran keterbatasan biaya. Siti pun mengisi kesehariannya dengan menjadi seorang guru les private untuk anak-anak di sekitar rumahnya.

“Sebelum sakit ini, lulus sekolah SMK dia buka les private menjadi guru mengajar anak-anak di sekitar rumahnya. Semua mata pelajaran sekolah diajarkan sama Siti, karena memang anak ini pandai,” imbuh Zulkifli.

Kini ia berharap agar anak semata wayangnya tersebut bisa sembuh seperti sedia kala lagi, bisa beraktivitas kembali, membantu orang tua, dan mengajar les private kepada anak-anak. Harapannya, Siti bisa dirawat di rumah sakit secara intensif, tetapi untuk pengobatan anaknya saja tidak punya biaya.

“Selama ini, biaya untuk pengobatan dibantu dari keluarga. Saya berharap anak saya bisa sembuh kembali. Ia juga mendapat perhatian dari guru-gurunya semasa SD dulu, dan semoga ada perhatian dari pemerintah daerah baik Provinsi, Kota, maupun para dermawan untuk membantu pengobatan Siti,” harapnya.(*/Ar)