Timnas Indonesia Vs Guyana: Pembuktian Luis Milla

Pelatih timnas Indonesia Luis Milla saat memimpin latihan bersama penggawa timnas. (Ist)

LASPELA, SPORT- Laga uji coba Timnas Indonesia kontra Guyana di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Sabtu (25/11), berstatus pertandingan FIFA level A. Alhasil, kemenangan bisa mendongkrak ranking Indonesia.

Pada Kamis (24/11) lalu, posisi Indonesia naik 11 tingkat ke urutan 154 ranking FIFA. Ini posisi tertinggi selama 2017. Namun, pencapaian ini terbilang mengejutkan karena pada dua laga uji coba sebelumnya Indonesia hanya meraih sekali kemenangan.

Di sisi lain, Pengamat Sepak Bola Sapto Haryo berpendapat, pertandingan ini bisa untuk memperbaiki citra pelatih Luis Milla yang terus menuai kritik. “Kalau berdasarkan kepuasan penonton, saya kira masih jauh. Apalagi setelah dua kali kalah lawan Suriah. Sekarang, mumpung lawannya tidak terlalu berat, apapun alasannya harus menang. Kalau tidak, dia harus siap dengan kritikan yang lebih banyak lagi,” kata Sapto dilansir dari laman harnas, Sabtu (25/11).

Dari 23 pertandingan yang dijalani Milla, baik bersama Timnas Senior maupun Timnas U-23, pelatih asal Spanyol itu hanya mencatatkan presentase kemenangan 48 persen, dengan 11 kemenangan, enam imbang, dan enam kali kalah.

Terlebih, Milla gagal memenuhi dua target di dua event sebelumnya, yakni lolos ke putaran final Piala Asia U-23 2018 dan hanya meraih medali perunggu di SEA Games 2017 Kuala Lumpur.

Selanjutnya, pelatih 51 tahun ini dibebankan tugas membawa Indonesia finis di posisi empat besar pada Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Namun, Sapto mengatakan, target tersebut akan sulit diwujudkan jika mengacu pada statistik saat ini. “Butuh effort yang lebih dari semuanya, tidak hanya pelatih, tapi juga federasi.”

Asisten Pelatih Timnas Indonesia Bima Sakti mengatakan, pasukannya memiliki waktu persiapan ideal sebelum menghadapu Guyana yang berperingkat 164 dunia. “Usai melakoni dua kali uji coba melawan Suriah, kami mempunyai waktu sepekan untuk mempersiapkan tim melawan Guyana,” tandasnya. (harnas.co)

Editor: Stefan H. Lopis