Frustrasi Diputus Pacar, Polisi Paris Tembak Orang Lalu Bunuh Diri

Foto: Ilustrasi (Ist)

PARIS, LASPELA- Seorang polisi  bernama Arnaud Martin mengamuk dan menembaki orang-orang secara membabi buta setelah putus hubungan dengan pacarnya di Paris, Prancis, pada Sabtu (19/11). Sang polisi yang frustrasi membunuh tiga orang sebelum akhirnya bunuh diri. Selain menewaskan tiga orang, sang polisi juga melukai tiga lainnya.

Menurut Eric Corbaux, Jaksa Penuntut Umum Pontoise, aksi tersebut dilakukan sebelum melakukan bunuh diri di pinggiran utara Paris. Kejadian itu bermula  saat dia dan pacarnya “mendiskusikan perpisahan mereka di dalam mobil.

Penembakan tersebut dimulai sekitar pukul 08.45 malam pada Sabtu malam di komune Sarcelles, tempat pertengkaran terjadi antara perwira berusia 31 tahun Arnaud Martin dan pacarnya yang berusia 25 tahun saat mereka duduk di dalam mobil, di luar rumah orang tuanya.

Menurut Eric Corbaux, Arnaud kemudian menembak wajahnya sebelum melepaskan tembakan ke arah dua orang yang lewat. Menurut penyelidikan awal, dua orang itu mencoba melakukan intervensi. Kedua orang itu mengalami tembakan mematikan yang fatal.

Korban pertama, adalah pria berusia 30 tahun yang sedang mendengarkan musik di mobilnya. Dia baru saja melangkah keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi. Sementara korban yang kedua, baru saja pergi membeli rokok, dan hendak merayakan ulang tahun ke-44 bersama anak-anaknya.

“Dia mengatakan kepada anak-anaknya bahwa dia akan segera kembali dan polisi telah datang untuk mengatakan bahwa dia tidak akan pernah kembali,” kata saudara ipar korban kedua yang bernama Noria Madani.

Menurut jaksa penuntut, Arnaud Martin kemudian masuk ke dalam rumah pacarnya, menembak mati ayah sang pacar dan melukai ibu dan saudara perempuannya. Setelah itu, ia pergi ke kebun dan menembak mati anjing mereka sebelum akhirnya bunuh diri.

Meski mengalami luka parah, pacar petugas selamat dari percobaan pembunuhan tersebut. Menteri Dalam Negeri Gérard Collomb mengomentari kejadian tersebut, menggambarkan wanita yang ditembak sebagai istri petugas tersebut.

“Itu adalah seseorang yang akan berpisah dengan istrinya. Dia tidak tahan lagi. Dia adalah seseorang yang, pada titik tertentu, benar-benar tergelincir. Tapi dia bersenjata, jadi dia bisa menembak. Ini adalah drama untuk polisi,” sesal Collomb kepada Franceinfo.

Pistol Dinas

Martin, yang bertugas di distrik 17 polisi Paris, melakukan pembantaian dengan pistol dinasnya. Setelah serangan teroris November 2015 dan keadaan darurat yang dialami, para perwira polisi Prancis memang diizinkan membawa senjata mereka bahkan saat bertugas untuk melindungi diri mereka sendiri dan juga warga sipil.

Petugas harus mematuhi sejumlah pembatasan, namun, seperti mengenakan ban lengan yang secara khusus mengidentifikasi mereka sebagai polisi, dan menghadiri praktik menembak setidaknya setiap empat bulan sekali.

Sebelumnya, ada beberapa insiden polisi tidak bertugas yang menyalahgunakan senjata mereka. Pada September, seorang polisi di kota utara Noyon membunuh rekannya dan dua anak mereka sebelum menyerahkan pistolnya pada dirinya sendiri. (sp)

Editor: Stefan H. Lopis