SUNGAILIAT, LASPELA- Petani lada di hampir semua wilayah Kabupaten Bangka mengeluhkan turunnya harga lada. Sudah beberapa waktu belakangan, harga lada belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan berarti.
Terkait murahnya harga lada di pasaran dunia, beberapa stakeholders berupaya keras mengembalikan kejayaan harga lada yang membuat masyarakat dapat hidup sejahtera, beribadah haji dan menyekolahkan anak-anaknya.
Fakta terpuruknya harga lada berimbas pada keengganan sebagian petani untuk menjual ladanya dan memilih menyimpan sampai menunggu harga menjadi tinggi lagi. Meski harga lada kini masih memprihatinkan, para petani diminta terus menanam lada.
“Muntok white pepper kita ini kualitasnya tingkat dunia, karena dari segi komparatif sangat unggul dibandingkan lada dari daerah lain. Meski sekarang harganya sedang turun, semoga kita tetap menanam dan memproduksi lada. Tanam terus sembari meningkatkan kualitasnya, sekarang sudah baik, namun harus lebih baik lagi ke depan,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangka, Kemas Arfani Rahman, Kamis (16/11/17).
Terkait adanya isu perendaman lada yang masih menggunakan cara tradisional dan bisa mempengaruhi harga dan kualitas, Kemas menghimbau para petani mengubah caranya.
“Sekarang kan masih banyak yang mengolah lada ini dengan cara lama yakni merendam lada di sungai, bercampur dengan bahan lainnya, dan bisa mengandung bakteri sehingga mempengaruhi kualitas lada,” ungkapnya.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Bangka melalui Dinas Pertanian terus mensosialisasikan cara perendaman lada dengan menggunakan bak perendaman sehingga bisa menghasilkan kualitas nomor satu dan bebas bakteri.
“Kita dalam beberapa tahun ini terus membantu petani dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas dengan teknik budidaya yang baik, dengan menyiapkan bibit ex vitro, dan melakukan pendampingan dalam bentuk Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) bagi petani lada, memberikan pendampingan dalam pengolahan lada dan lainnya,” akunya.
Kemas Arfani Rahman berharap, para petani lada tetap semangat dalam bertanam lada ini. “Kita telah punya keunggulan lada, dan hal ini harus dipertahankan dan tingkatkan terus,” harapnya. (*/stf)
Editor: Stefan H. Lopis