TOBOALI, LASPELA- Beredarnya video kekerasan terhadap siswa di lingkungan sekolah yang viral di dunia maya akhir-akhir ini menjadi potret suram dunia pendidikan Indonesia. Dunia pendidikan yang sejatinya menjadi tempat penumbuhan nilai-nilai moral, budi pekerti, dan akhlak, seakan berubah menjadi sebuah tempat menakutkan karena tercoreng beragam persoalan yang memantik reaksi publik.
Meski beragam persoalan termasuk beredarnya video kekerasan terhadap anak tampak secara kasat mata di beberapa daerah Indonesia, namun tindak kekerasan terhadap peserta didik di Kabupaten Bangka Selatan sejauh ini belum ditemukan terjadi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bangka Selatan, Narwanto, SIP melalui Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Ramdani mengatakan, saat ini belum ada laporan kasus kekerasan guru terhadap murid. Meski begitu, jelasnya, pihak Disdikbud Basel akan terus melakukan evaluasi untuk mencegah kekerasan yang bukan tak mungkin bisa terjadi sewaktu-waktu di lingkungan sekolah.
“Khusus di Bangka Selatan, sampai dengan saat ini kami terus lakukan evaluasi ke sekolah melalui UPT-UPT yang ada. Berdasarkan laporan yang kami terima baik secara langsung saat ke lapangan maupun lewat UPT, untuk saat ini belum terjadi tindak kekerasan pada 2017 di Kabupaten Bangka Selatan,” ungkapnya, Rabu (8/11).
Ramdani juga menambahkan, upaya dalam mengatasi tindak kekerasan terhadap pelajar apalagi di lingkungan sekolah pihaknya akan lakukan upaya preventif untuk menghindari hal tersebut.
“Kita ada salah satu program pencegahan yang perlu kita lakukan, salah satu upaya melalui program pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan. Itu salah satu upaya deteksi dini bagaimana harus membentuk karakter-karakter yang baik khususnya di dunia pendidikan yang memang itukan yang dalam tanda kutip hal itu sangat rentan seperti video viral di medsos saat ini, dan kita melakukan upaya yang preventiflah untuk mencegahnya,” jelasnya.
Gerak Cepat
Ramdani menyampaikan, kendati saat ini belum terjadi tindakan tak terpuji di daerah Basel, pihaknya akan bertindak cepat dan tanggap apabila hal itu terjadi. “Misalnya ada laporan yang kita terima atau begitu kita sidak langsung ke sekolah ada indikasi itu, pasti akan kita tindak lanjut dan tidak berlarut larut,” imbuhnya.
Terkait pendidikan karakter, Ramdani menjelaskan, dimulai dari jenjang SMP hingga SMA. Adanya program Jaksa Masuk Sekolah (JMS) dinilai sangat membantu dan memberi pemahaman bagi para siswa bagaimana aturan hukum yang benar, dan apabila mereka mau mengadu mereka tahu harus mengadu kemana,”.
Selain itu, Ramdani juga menuturkan, pendidikan karakter juga sangat perlu bagi para guru karena mereka tidak hanya sebagai tenaga pengajar, tapi juga sebagai pendidik dan memberi contoh yang baik kepada pelajar.
“Guru juga harus ada kegiatan sosialisasi. Disamping murid yang punya karakter, guru juga harus mempunyai karakter, dan kita akan lakukan bimtek untuk para guru di Bangka Selatan ini,” ungkapnya.
Ramdani lantas menghimbau agar para guru bersikap profesional dalam mendidik dan tidak menggunakan kekerasan. “Sekarang ini pelaksanaan kegiatan program di sekolah harus sesuai ketentuan dan mengacu pada K-13 dan apabila sikap mengajar dan mendidik secara profesional mungkin kecil kemungkinan ada perbuatan kekerasan di sekolah-sekolah oleh guru. Jika ada murid yang tidak bisa ditanggulangi, itu ada tahap jenjangnya dan mereka (guru-red) bisa ngadu ke UPT dan dari UPT menyampaikan ke kita (Disdikbud-red),” ungkap Ramdani disela-sela waktu kerjanya. (Tra)