PANGKALPINANG, LASPELA- Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Pangkalpinang mencatat, jumlah investor baru pasar modal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) hingga saat ini mengalami kenaikan signifikan yakni sekitar 80% investor.
“Kehadiran BEI di Pangkalpinang selama 1 tahun terakhir menunjukan kinerja positif dengan semakin bertambahnya investor lokal sekitar 800 orang investor baru atau setara 80% dari jumlah investor lokal yang sudah ada yakni 1.200 orang. Jumlah ini sudah melebihi yang ditargetkan kantor untuk tahun ini yakni 691 orang,” kata Kepala Kantor Perwakilan BEI Pangkalpinang, Yoseph Kaburuan MBA pada acara selamatan kehadiran 1 tahun BEI di Pangkalpinang dan IHSG tembus level 6000 di Excelso Cafe jalan A. Yani Pangkalpinang, Sabtu (4/11-2017).
Acara yang dihadiri para rekanan kampus di Bangka, termasuk para investor dan dua komunitas yakni Babel Investor Community dan Investor saham pemula itu berlangsung dalam suasana santai.
Yoseph menjelaskan, BEI Pangkalpinang akan terus berupaya mendapat sebanyak mungkin investor lokal dan juga membuka galeri investasi di berbagai perguruan tinggi di Babel.
“Karena memang kehadiran BEI di daerah ini lebih kepada bagaimana mengedukasi masyarakat agar tahu tentang apa itu pasar modal,” imbuhnya.
Dengan berbagai edukasi yang dilakukan, BEI berharap ke depan penduduk Bangka Belitung minimal 1% warganya menjadi investor di pasar modal.
“Jumlah yang meski hanya 1% itu dipastikan akan membuat kenaikan signifikan dan dari BEI bukan hanya dari pertumbuhan investor sendiri yang diharapkan join, tapi juga diimbangi dengan berbagai edukasi sehingga setelah bergabung mereka tidak hilang uang. Caranya bagaimana, yakni lewat berbagai seminar, dan sebagainya,” jelas Yoseph menjawab pertanyaan LASPELA.
Yoseph juga kembali mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam berinvestasi mengingat belakangan investasi bodong begitu menjamur.
“Kalau masyarakat menjumpai investasi yang tak masuk akal dimana keuntungan lebih tinggi dari bunga deposito agar tidak sampai tergiur karena hampir dipastikan itu investasi bodong. Kita menyarankan masyarakat mengenali setiap perusahaan investasi dengan memastikan bahwa perusahaan itu terdaftar di otoritas jasa keuangan (OJK). Kalau tidak ada ijin dari OJK itu artinya bukan perusahaan investasi dan bisa dipastikan bodong. Sementara di pasar modal sendiri sudah terdaftar di OJK dan sangat jelas,” pungkas dia.
Senior Analyst Bina Artha Sekuritas, Reza Priyambada, mengajak masyarakat Bangka Belitung untuk sadar bahwa investasi tidak sama dengan menabung di bank. Menurutnya, saatnya mengetahui cara lain dalam mengolah keuangan yakni melalui investasi saham.
“Kalau kita menabung di bank, tentu ada administrasi yang dikenakan oleh bank walaupun kita mendapatkan bunga/imbal hasil tapi administrasi akan tetap dikenakan. Sehingga pertambahan modal tidak terjadi kecuali kita menambah dana kita di tabungan. Sementara di investasi, kita bisa mendapatkan apresiasi dari harga. Apresiasi itulah yang akan menambah modal yang kita tanamkan di saham tersebut. Bagaimana kita bisa memperoleh apresiasi tersebut? Tentu proses mempelajari saham mendesak dilakukan,” pungkas.
Reza berharap, sosialisasi untuk memasyarakatkan pasar modal ke depan terus digalakan untuk meyakinkan publik bahwa proses investasi harus dimulai sejak dini. (Stef)
Editor: Stefan H. Lopis