Rektor STIKOM ITKP Puji Kepintaran Anak Babel

*Mahasiswa Peroleh Beasiswa KNPI Babel dapat IP 3, 84

PANGKALPINANG, LASPELA – Rektor STIKOM ITKP Jakarta, Dr. Jonathan Sofyan Lusa memberikan apresiasi kepada KNPI Babel yang turut berpartisipasi dalam memajukan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan di Indonesia, khususnya di Babel.

” Saya pribadi dan mewakili kampus bangga akan kepedulian KNPI Babel dalam memberikan beasiswa penuh kepada putra-putri terbaik daerah sampai selesai,” ungkapnya, Minggu (23/7/2017).

Rektor termuda asal Pulau Bangka juga mengatakan bahwa mahasiswa/i yang memperoleh beasiswa dari KNPI Babel yang berkampus di STIKOM ITKP Jakarta mendapatkan indeks prestasi (IP) yang tinggi dan berprestasi.

” Mahasiswa yang bernama Wulan Intan Kusuma dan Vonika Aldea berasal dari beasiswa KNPI Babel ini mendapatkan IP sebesar 4,00. Memang ini baru semester awal namun hasil akademik yang diraih menunjukan anak-anak Babel mampu bersaing di Jakarta. semoga ini dapat menjadi semangat dan memacu bagi teman-teman yang ada di Babel,” terang Dr. Jonathan.

Sementara, Ketua KNPI Babel, Bambang Patijaya KNPI Babel sangat senang dan bangga bahwa pilihan hasil seleksi pemberian beasiswa kuliah di Jakarta. Dimana KNPI Babel bekerja sama dengan STIKOM ITKP memberikan beasiswa penuh kepada putra-putri daerah tidak salah.

” Mendengar hasil akademik mahasiswa peroleh beasiswa KNPI Babel berprestasi, saya merasa bangga sekali dan terharu. Hasil akademik mereka selama kuliah di ITKP dengan full beasiswa tersebut sangat baik,” ungkapnya.

Lulusan Lemhanas PPRA 55 ini mengatakan bahwa Rektor STIKOM ITKP Jakarta, Dr. Jonathan Sofyan Lusa yang juga adalah putera dari Bangka menyampaikan rasa puasnya akan prestasi akademis peroleh beasiswa KNPI Babel kepadanya. Anak-anak dari Babel ini banyak yang cerdas hanya terkendala di biaya saja.

” Pak Rektor menyampaikan kepada saya akan kebanggaan atas perolehan anak-anak Babel ini. Mudah-mudahan dari program beasiswa ini dapat membantu anak-anak Bangka Belitung yang cerdas untuk berprestasi. Terkadang anak Babel ini cerdas, namun terkendala di biaya untuk melanjutkan kuliah,” tutur Bambang Patijaya. (ar)