KOTA gurun terpencil di Iran, gua pada zaman es di Jerman, dan dermaga batu di Brasil yang dibangun untuk kapal budak Afrika merupakan tiga lokasi baru dalam Situs Warisan Dunia UNESCO.
Keputusan ini dicapai setelah Komite Warisan Dunia menghabiskan satu minggu di Krakow, Polandia, dalam 41st Session of the World Heritage Commitee pada Minggu (2/7)-Rabu (12/7).
Mengutip Voice of America, Minggu (9/7-2017), Kota Yazd di Iran digambarkan UNESCO sebagai saksi hidup penggunaan sumber daya terbatas untuk bertahan di padang pasir.
Yazd dianggap berhasil mempertahankan kebudayaan murni, lepas dari modernisasi yang menghancurkan kota serupa di Iran. Kota juga masih mempertahankan rumah tradisional, pasar, masjid, dan sinagoga.
Situs lain yang ditambahkan UNESCO yaitu Jura Swabia di Jerman bagian Selatan. Kawasan tersebut menjadi tempat manusia pertama kali tiba pada 40 ribu tahun lalu, saat zaman es berakhir.
Ditemukan pada 1860-an, mereka diketahui menetap di gua-gua dan menciptakan beberapa seni figuratif.
Organisasi kebudayaan PBB mengatakan, alat musik kuno dan ukir prasejarah hewan maupun manusia yang ditemukan di gua mampu membantu menjelaskan asal-usul perkembangan artistik manusia.
UNESCO juga menempatkan Valongo Wharf di pusat Rio de Janeiro Brasil dalam Situs Warisan Dunia.
Dibangun pada awal 1800-an, dermaga batu tersebut merupakan jejak fisik terpenting dari kedatangan para budak Afrika di benua Amerika.
Valongo Wharf merupakan pengingat 900 ribu orang Afrika yang dibawa ke sana oleh pedagang budak, dimulai pada 1811.
Bagi Valongo Wharf, status sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO menjadikannya sebagai kembaran dari Ile de Goree, sebuah pulau kecil di dekat Pelabuhan Dakar. Pulau tersebut terpilih pada 1978 sebagai lambang titik keberangkatan para budak dari Afrika Barat menuju Benua Amerika.
Sejarawan Katia Bogea menuturkan, Valongo Wharf pantas mendapatkan pengakuan seperti halnya Auschwitz dan Hiroshima.
“(Tempat-tempat itu) Membuat kita mengingat akan bagian-bagian sejarah kemanusiaan yang tidak boleh dilupakan,” ujar kepala Institusi Warisan Budaya Nasional Brasil (IPHAN) itu seperti dilansir AFP, Senin (10/7).
Mengikuti perluasan kota, situs Valongo Wharf tidak lagi berada di atas air, melainkan di daratan. Bekas-bekas peninggalannya ditemukan secara tidak sengaja pada 2011, di tengah pekerjaan besar untuk perbaikan area pelabuhan dalam mempersiapkan Olimpiade 2016.
Saat ditemukan, sejumlah sejarawan telah mengetahi nilai historis dari Valongo Wharf, tetapi hanya sedikit orang Brasil yang sadar. Secara kebetulan, salah satu pasangan mengetahui bahwa rumah yang mereka huni saat ini merupakan bekas kuburan massal puluhan ribu budak.
Valongo Wharf merupakan tempat para budak yang kerap sakit setelah pelayaran untuk dikarantina, disortir, dan dijual.
“Tempat ini tempat memorial unik, berisi peninggalan kedatangan para budak yang tersisa. Penetapan UNESCO mengharuskan Brasil mengenali akar Afrika-nya sekaligus mendorong pariwisata pendidikan,” ujar antropolog Milton Guran.
Tempat lain yang juga dinobatkan Situs Warisan Dunia yakni Lake District di Inggris. Kecantikan liar kawasan ini sangat terkenal hingga menghipnotis penyair hingga seniman seperti William Wordswoth hingga Beatrix Potter. Kawasan yang dikunjungi 18 juta orang tiap tahun ini dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia ke-31 UNESCO pada Minggu (9/7) waktu setempat.
Selain indah secara visual, badan budaya PBB memuji Lake District karena keterikatannya dengan seni dan sastra Romantik. Gerakan Romantisisme Inggris yang dipelopori oleh Wordsworth, Samuel Taylor Coleridge, dan Roberth Southey juga lahir di sini.
Menteri Seni, Warisan Budaya dan Pariwisata John Glen mengatakan, status baru diharapkan bisa meningkatkan reputasi Lake District di kalangan masyarakat internasional dan memberikan manfaat bagi penduduk setempat.
“Kawasan ini merupakan bagian unik dari dunia yang menggabungkan komunitas pertanian yang dinamis dengan ribuan situs dan struktur arkeologi yang memberikan kita gambaran menakjubkan tentang masa lalu,” tutur Glen.
Situs lain yang diakui UNESCO yaitu Sambor Prei Kuk -kumpulan sekira 50 kuil zaman pra-Angkorian- di Provinsi Kompong Thom, Kamboja. Kuil dari abad ke-7 itu menampilkan ciri-ciri arkeologi unik dari era Chenla yang berumur pendek. Kuil-kuil tersebut tersebar di dalam hutan seluas lebih dari 2.000 hektare.
“Merupakan kehormatan bagi Kamboja dan nenek moyang kita,” kata Menteri Budaya Phoeung Sakona seperti dinukil The Cambodia Daily, Senin (10/7).
Selain arsitekturnya, menurut Phoeung, situs ini telah mempertahankan karakteristik budaya dan tradisi lama. Jaraknya sekitar 200 km sebelah utara Phnom Penh dan 170 km tenggara Siem Reap.
Kontroversi
Dalam 41st Session of the World Heritage Commitee, UNESCO menambah penunjukan Situs Warisan Dunia ke lebih dari 22 situs, termasuk beberapa pilihan yang kontroversial.
Pilihan tersebut meliputi wilayah Hoh Xil di Provinsi Qinghai, China, sebuah wilayah tradisional masyarakat Tibet.
Dengan menunjuknya sebagai Situs Warisan Dunia, kelompok advokasi international Campaign for Tibet menganggap UNESCO mendukung relokasi paksa perantau Tibet yang dilakukan pemerintah China. China sendiri telah berjanji untuk melestarikan tradisi dan warisan budaya wilayah Tibet.
UNESCO juga menunjuk Old City dan Tomb of the Patriarchs di Hebron sebagai Situs Warisan Dunia dari Palestina yang membuat marah Israel. Hebron terbelah antara kontrol Israel dan Palestina, di mana Old City dan makam berada di bawah sektor Israel.
Makam tersebut dianggap suci bagi orang Yahudi, Muslim, dan Nasrani. Israel menuduh UNESCO berupaya menyembunyikan hubungan Yahudi dengan Hebron, sementara masyarakat Palestina berpendapat bahwa Israel berusaha merusak sejarah mereka. (harnas)
Editor: Stefanus H. Lopis