PANGKALPINANG, LASPELA- Membangun karakter bangsa sebetulnya bisa dimulai dari keluarga. Sebab kelurga merupakan tempat pertama dan utama yang dikenal anak sejak lahir.
Oleh sebab itu, pola pengasuhan yang diberikan orang tua akan menentukan karakter anak selanjutnya. Dari keluargalah, langkah awal dilakukan dalam rangka membangun karakter bangsa.
“Pembangunan karakter manusia sebetulnya ada di keluarga. Ayah dan ibunya harus revolusi mental dulu, dengan karakter positif, mental yang kuat, memberi teladan pada anak, yang dilahirkan dalam keluarga tersebut. Sejak kapan? Sejak dalam kandungan,” kata Kepala BKKBN RI dr. Surya Candra Surapaty, MPH., PhD dalam sambutannya saat pelantikan Kepala Perwakilan BKKBN Babel, Kamis (6/7-2017).
Surya meminta orang tua terutama para ibu dalam setiap keluarga untuk memberikan ASI eksklusif pada anak
“Karena pertumbuhan otak anak (menurut ilmu kedokteran-red) sejak dibenihkan sampai usia dua tahun. Beri ASI lengkap menimal sampai dua tahun. Jangan tergantung pada susu formula, susu kaleng. Inilah yang perlu kita kampanyekan dalam pembangunan keluarga. Pembangunan keluarga adalah siklus kehidupan,” tandasnya.
Keluarga, jelas Surya, harus dibentuk dengan perencanaan bukan dengan bencana.
Terkait dengan pembangunan keluarga, Surya meminta semua pihak untuk bekerja sama membantu BKKBN menekan laju pertumbuhan penduduk agar meminimalisir terjadinya ledakan penduduk.
“Tugas kita saat ini memang berat. Selain tetap harus mengendalikan kuantitas penduduk, menurunkan angka kelahiran, tapi sekaligus harus meningkatkan kualitas penduduk. Mari kita bekerja sama, mewujudkan Nawacita pemerintahan Jokowi-JK khususnya cita ke-3, 5, dan cita ke-8,” tukasnya.
Surya mengingatkan pemerintah daerah untuk tidak hanya membangun infrastruktur, tapi juga membangun manusia.
“Maka BKKBN salah satu yang mendapat mandat menyukseskan nawacita dan pembangunan manusia yaitu KKBPK, pembangunan keluarga. Maka sinergitas dengan pemerintah dan lembaga terkait menjadi penting dilakukan,” pungkas Surya Candra Surapaty.
Dia mengakhiri sambutannya sembari menyelipkan pesan bagi setiap anak bangsa, agar ke depan bisa berpartisipasi dalam gerakan nasional revolusi mental dalam rangka membentuk Indonesia yang mandiri, Indonesia yang bersih dan tertib yang dimulai dari keluarga dan desa. (Stef)
Editor: Stefanus H. Lopis
