JAKARTA, LASPELA- Dari total 59 juta pelanggan listrik PLN, sebanyak 46% atau 27,2 juta pelanggan di antaranya masih mendapat subsidi listrik dari pemerintah.
Para pelanggan yang menerima subsidi itu terdiri dari 23,2 juta pelanggan listrik rumah tangga 450 VA dan 4,1 juta pelanggan listrik rumah tangga 900 VA. Semuanya adalah masyarakat yang menurut data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) termasuk miskin dan rentan miskin.
“Masyarakat miskin masih disubsidi, tarif listrik untuk masyarakat miskin tidak naik,” kata Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Komunikasi, Hadi M Djuraid, dalam diskusi di Galeri Nasional, Jakarta, Jumat (16/6/2017).
Sebelum pemerintah menerapkan kebijakan subsidi listrik tepat sasaran, penerima subsidi mencapai 79% atau 46,3 juta pelanggan PLN, yaitu 23,2 juta pelanggan 450 VA dan 23,1 juta pelanggan 900 VA.
Tapi mulai 1 Januari 2017 lalu, pemerintah mencabut subsidi untuk 19 juta pelanggan 900 VA. 19 juta pelanggan ini dinilai sudah mampu dan tak layak disubsidi.
Kebijakan subsidi listrik tepat sasaran mendesak diberlakukan agar alokasi subsidi dalam APBN dapat dialihkan untuk belanja yang lebih menyentuh rakyat, seperti pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di wilayah Timur Indonesia.
Hingga saat ini masih terdapat lebih 2.500 desa di seluruh Tanah Air yang belum teraliri listrik sama sekali.
“Subsidi tepat sasaran akan memberi kesempatan saudara-saudara kita di lebih 2.500 desa itu menikmati listrik untuk pertama kali sejak Indonesia merdeka,” kata Hadi.
Salah satu program yang segera dilaksanakan adalah pembagian cuma-cuma lampu listrik tenaga matahari untuk hampir 400 ribu rumah tangga di 2.500 desa tanpa listrik. Dimulai tahun 2017, direncanakan tuntas dalam dua tahun.
Sumber: Detik.com