Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pesan persaudaraan di Pondok Pesantren Darussalam di Dukuhwaluh, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah.
Mantan Gubernur DKI itu bersilaturahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Dukuhwaluh, Purwokerto, Kamis (15/6) malam, dan disambut meriah dengan salawat badar oleh para santri, pengasuh pondok pesantren, dan masyarakat.
“Jangan sampai diantara kita masih ada yang saling menyalahkan, saling menjelekkan, saling mencemooh, saling mencela, kita lupa bahwa kita ini saudara. Jangan melupakan persaudaraan kita,” tegas Presiden Jokowi.
Presiden meyakini bahwa ajaran Islam juga mewajibkan umatnya untuk hidup rukun di antara saudara sebangsa dan setanah air. Sehingga apabila kita semua menjaga kerukunan itu, niscaya bangsa Indonesia akan menjadi negara yang makmur dan sejahtera.
“Apabila kita betul-betul bisa menjaga persatuan kita, menjaga negara kesatuan Republik Indonesia, saya meyakini negara kita akan makmur dan sejahtera. Negara yang kita idam-idamkan,” tutur Presiden.
Pada kesempatan itu, Presiden juga mengingatkan betapa Indonesia merupakan negara yang besar dengan 17.000 pulau dan tidak ada negara dimanapun yang memiliki pulau sebanyak Indonesia.
“Kita juga memiliki 516 kabupaten dan kota, memiliki 34 provinsi dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote. Kita juga memiliki 714 suku yang tersebar di 17.000 pulau itu tadi yang bahasa daerahnya juga berbeda-beda. Ada 1.100 lebih bahasa daerah kita,” katanya.
Ia mengaku sedikit belajar bahasa “ngapak”, misalnya “kepriwe kabare” yang jelas berbeda dengan bahasa daerah lain, misalnya di Sumatera Utara.
“Di sana setelah Assalamu’alaikum kalau yang sebelah utara biasanya horas, nanti masuk ke tengah beda lagi majua jua, agak ke timur beda lagi jua-jua, ke selatan ke Nias beda lagi ya ahowu,” katanya.
Oleh sebab itu dalam kehidupan “muamalah”, Presiden meminta agar semuanya menyadari bahwa Indonesia memang berbeda-beda.
Perbedaan itu, kata Presiden, merupakan hukum dan takdir Allah bagi bangsa Indonesia yang harus disyukuri.
Pada kesempatan itu, Presiden juga berdialog dengan sejumlah santri dan memberikan hadiah sepeda kepada yang bisa melafalkan Pancasila dan menjawab kuis sederhana tentang keberagaman.
Hingga sekitar pukul 22.00 WIB, Presiden meninggalkan pondok pesantren tersebut dan singgah untuk membagikan paket sembako di sekitar Stasiun Purwokerto.
Sumber: Berbagai sumber
Editor : Stefanus H. Lopis