Siapkan SDM Handal, IDX Pangkalpinang Gelar Ujian CMP-DP

Para peserta seleksi nasional CMP-DP dari Pangkalpinang berfoto bersama Kepala Kantor BEI Perwakilan Pangkalpinang, Yoseph Kaburuan, dan sejumlah wartawan pasar modal Babel. Foto: Yanto/IDX Pangkalpinang

PANGKALPINANG, LASPELA- Sebanyak 3.391 peserta dari seluruh Indonesia mengikuti proses seleksi tenaga pasar modal atau Capital Market Professional-Development Program (CMP-DP). Program recruitment tersebut merupakan upaya Bursa Efek Indonesia atau Indonesia Stock Exchange (IDX) dalam menjaring dan menyiapkan tenaga-tenaga potensial untuk bergabung di Pasar Modal.

Dari 3.391 peserta dari seluruh Indonesia, 8 peserta diantaranya mengikuti ujian ini di Kantor Perwakilan IDX Pangkalpinang, Sabtu, 3 Juni 2017.

Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Pangkalpinang, Yoseph Kaburuan, MBA mengatakan, peserta dari Pangkalpinang yang berhak mengikuti seleksi nasional CMP-DP kali ini berjumlah 15 orang.

“Peserta kita berjumlah 15 orang yang telah lulus seleksi administrasi dan berhak mengikuti ujian tertulis hari ini. Namun yang datang hanya 8 orang,” kata Yoseph kepada wartawan.

Lebih jauh Yoseph menjelaskan, seleksi nasional CMP-DP ini merupakan program yang diselenggarakan IDX dalam rangka memenuhi tenaga Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional di Indonesia.

Program yang telah diluncurkan dalam pembukaan Investor Summit and Capital Market Expo 2015 pada 9 November 2015 lalu ini merupakan kerjasama BEI dengan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Mety Yusantiati, Direktur Utama TICMI dalam keterangan resminya yang diterima LASPELA, Sabtu (3/6/2017) menjelaskan, ketersediaan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi di bidang pasar modal menjadi kunci suksesnya pasar modal di Indonesia.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2016, baru sekitar 29,66% penduduk Indonesia memiliki kategori well literate atau melek pengetahuan keuangan.

Tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap pasar modal dan tingkat utilitas produk pasar modal sendiri tercatat masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan 5 industri jasa keuangan lainnya di Indonesia yakni sekitar 4,4%.

“Inilah yang mendorong kami (BEI-red) untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi melalui serangkaian program kepada masyarakat. Sealin itu, pasar modal Indonesia juga dituntut harus memiliki tenaga profesional yang kompeten dan mampu menjawab tantangan di masa depan. Maka menyiapkan SDM yang memadai dan berkualitas sudah menjadi suatu program yang harus mendapatkan prioritas dari seluruh organisasi pelaku pasar modal Indonesia khususnya SRO yang memiliki fungsi sebagai regulator,” jelas Mety.

CMPDP ini, sebut Mety, memiliki tujuan jangka menengah dan panjang dengan cara mempersiapkan Talent-talent pasar modal yang akan menjawab tantangan di masa depan dan membantu menggerakan industri pasar modal Indonesia.

Pada tahun 2017 ini, jumlah pelamar CMPDP sekitar 4800 calon peserta. Setelah melalui proses seleksi administrasi, seleksi tertulis CMPDP akan dilaksanakan serentak di 27 kota besar di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Banda Aceh, Medan, Padang, Pangkalpinang, Batam, Riau, Bengkulu, Lampung, Palembang, Jambi, Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, Denpasar, Balikpapan, Makassar, Ambon, Kendari, Manokwari, Jayapura dan Manado.

Calon kandidat akan mengikuti proses test tertulis pada tanggal 3-4 Juni 2017 dan bagi peserta yang lulus tes tertulis akan mengikuti serangkaian tes lainnya sampai dengan terpilihnya peserta terbaik yang akan mengikuti 12 bulan program pengembangan dan 6 bulan on the job training. Nantinya setiap lulusan CMPDP akan ditempatkan untuk bekerja di Self Regulatory Organization (SRO) atau afiliasinya.

“Dengan semakin banyaknya ketersediaan tenaga profesional di SRO, diharapkan dapat semakin menumbuhkembangkan industri pasar modal dalam beberapa tahun mendatang. Sehingga mimpi pasar modal Indonesia untuk menjadi yang paling besar di kawasan Asia Tenggara maupun Asia dapat terwujud di masa depan,” pungkas Mety Yusantiati.

Penulis/Editor: Stefanus H. Lopis