KEBERAGAMAN diyakini merupakan anugerah Tuhan untuk Indonesia. Alhasil, Presiden Joko Widodo mengingatkan seluruh komponen bangsa untuk menjaga kodrat tersebut.
“Oleh karena itu saya mengajak peran aktif para ulama, para ustad, para pendeta, para pastor, para biksu, para pedanda, para pendidik, para budayawan dan pelaku seni, para pelaku media dan jajaran pemerintahan, TNI dan Polri, serta seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan memperkuat Pancasila,” kata Presiden Jokowi dalam sambutan upacara Hari Kelahiran Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta, Kamis 1 Juni 2017.
Menurut Presiden, pemahaman terhadap Pancasila perlu terus ditingkatkan. Selain itu pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila juga perlu dihayati dan diimplementasikan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Komponen bangsa dapat melakukan pendalaman dan pengamalan Pancasila yang diberikan baik melalui ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan dan diskusi di media sosial.
Kepala Negara menjelaskan, kehidupan berbangsa dan persatuan NKRI selalu diuji dan mendapat tantangan.
Sikap-sikap intoleran dan tantangan terhadap ideologi Pancasila diperburuk oleh penyalahgunaan media sosial, berita bohong maupun ujaran kebencian yang tersebar dan berpotensi mengadu domba masyarakat.
“Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air, kita harus belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui radikalisme dan konflik sosial, yang dihantui oleh terorisme dan perang saudara. Dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam bingkai NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, kita bisa terhindar dari masalah-masalah tersebut,” tegas mantan Gubernur DKI itu.
Pancasila dan UUD 1945 menekankan kehidupan masyarakat yang tentram dan rukun melalui gotong royong.
Oleh karena itu, pemerintah telah menetapkn 1 Juni setiap tahun sebagai Hari Kelahiran Pancasila.
“Upacara ini meneguhkan komitmen kita agar kita lebih mendalami, lebih menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarakat sebagai dasar berbangsa dan bernegara,” kata Presiden.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 dan menjadikannya sebagai hari libur nasional.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menjelaskan pemerintah akan membentuk Unit Kerja Presiden untuk Pembinaan Ideologi Pancasila melalui Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017.
Lembaga itu bertujuan memperkuat pengamalan Pancasila yang merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan Indonesia.
Sementara itu, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan meminta masyarakat Bangka Belitung untuk meneguhkan komitmen agar lebih mendalami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Komitmen pemerintah untuk penguatan Pancasila, sudah jelas dan sangat kuat. Berbagai upaya terus dilakukan, salah satunya adalah diundangkannya Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila,” tukasnya.
Ketua DPRD Babel Didit Srigusjaya menjelaskan, memaknai hari Lahir Pancasila ini sebagai sebuah bentuk evaluasi diri, bahwa Bangsa Indonesia sedang di uji atas kesetiaannya terhadap Pancasila.
“Hal ini menjadi momentum awal bangsa kita bahwa tidak ada ideologi lain selain Pancasila di Indonesia,’ ujar Didit. (ant/ril/stf)