PANGKALPINANG, LASPELA– Menjelang berakhirnya masa jabatan Komisioner Badan Pengawas Pemilu Provinsi Bangka Belitung (Bawaslu Babel), Bawaslu Pusat pun bergerak cepat dengan menerbitkan surat penunjukan anggota Tim Seleksi (Timsel) untuk rekruitmen para anggota Bawaslu Babel masa jabatan 2017-2022 tertanggal 24 Mei 2017.
Namun keputusan Bawaslu pusat terkait pembentukan Timsel tersebut menuai protes dari sekretariat Bawaslu Babel. Pasalnya pembentukan Pansel tersebut tidak melibatkan pihak Bawaslu Provinsi Babel.
Kepala Sekretariat Bawaslu Babel Wardati, ketika dikonfirmasi terkait rekruitmen Komisioner Bawaslu ini mengatakan, kalau pembentukan Pansel tersebut secara normatif memang merupakan kewenangan pusat, tetapi paling tidak harus melibatkan pihak provinsi supaya dapat memberi masukan.
Untuk itu, apabila dalam pelaksanaan rekruitmen komisioner Bawaslu Babel ini nantinya ditemukan hal-hal yang kurang pas, Wardati meminta agar pihak media di Babel melakukan pengawalan dalam perekrutan tersebut.
“Soal penunjukan Timsel, kami dari Bawaslu Babel tidak dilibatkan tapi langsung ditunjuk oleh Bawaslu RI. Padahal kami berharap dilibatkan untuk memperhatikan rekam jejak para calon. Kalau kami tidak diperintahkan tentu kami tidak bisa paksa diri. SK yang sudah diterbitkan diindikasikan ada anggota yang aktif di Parpol,” terang Wardati.
Melihat kondisi pembentukan Pansel seperti ini, Wardati meminta partissipasi media untuk memantau dan melakukan pengawalan supaya melakukan konfirmasi kepada Bawaslu Babel apabila menemukan hal-hal janggal dalam perekrutan tersebut.
”Mohon komfirmasi teman-teman media sehingga kami bisa tindak lanjuti lewat program “BAWASLU MENDENGAR”. Kami berharap yang terpilih nantinya adalah putra-putri terbaik,” ucapnya.
Komisioner Bawaslu Babel, Zulterry Apsupi menambahkan, apabila sudah ada hasil dari rekruitmen komisioner Bawaslu Babel ini, maka masyrakat bisa menggugat karena sejak awal mulai dari proses pembentukan Timsel sudah tidak steril karena diindikasikan ada Timsel yang juga terlibat di Parpol.
“Sebetulnya sejak awal soal Timsel harus steril, baru kita ngomongin hasilnya,” ujarnya. (stef/yudi)