CILEGON, LASPELA – Kunjungan awak media dari Babel, baik cetak maupun elektronik ke anak perusahaan PT. Timah (Persero), Tbk yang bergerak di bidang Industri Kimia (Tin Based Tin Chemical) yang didampingi Kabid Humas PT Timah, Reni Hutagalung dan sejumlah staf humas disambut Direktur Operasi dan Pemasaran PT Timah Industri, Purwoko dan Direktur Keuangan dan SDM, Ringgono. Rombongan dalam rangka press tour PT Timah (Persero), Tbk melakukan kunjungan ke PT Timah Industri di Kawasan KIEC Cilegon, Banten, Sabtu (29/4/2017) lalu.
Kabid Humas PT. Timah (Persero), Tbk, Reni Hutagalung dalam sambutannya mengatakan kunjungan awak media di Bangka Belitung ke PT Timah Industri adalah untuk meningkatkan tali silaturahmi serta menambah wawasan kepada peserta tentang kegiatan dan aktivitas PT Timah Industri.
“Kunjungan ini merupakan rangkaian kegiatan setelah sebelumnya menghadiri rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan. Harapan kami, kepada peserta bisa tahu bagaimana kegiatan disini dan melihat langsung lokasi dan produksi produk timah turunan di PT Timah Industri ,” ungkap Reni.
Sementara, Direktur Operasional dan Pemasaran PT Timah Industri, Purwoko menyambut baik kegiatan press tour yang dilaksanakan induk perusahaan. Timah industri, kata dia merupakan bukti nyata dan realisasi dari PT Timah untuk menjalankan program pemerintah dalam hal ketahanan sumber daya alam mineral, dengan industri hilirnya.
“PT. Timah Industri berupaya mengolah timah menjadi produk-produk turunan, istilahnya ada added value (nilai tambah). Dapat saya katakan PT Timah Industri adalah pelopor atau yang pertama industri produk hilir mineral logam. Disaat perusahaan lain masih intens pada produk logam untuk dikirim ke luar negeri kita sudah mengekspor produk turunan. Slogan kita “From Green Metals to Green Chemicals”,” kata Purwoko saat diskusi.
Sejumlah produk yang dihasilkan di PT Timah Industri, kata Purwoko diantaranya Bankastab MT Series dengan kapasitas produksi 10.000 ton per tahun, Bankastab 8.000 ton per tahun, Bankastannic 500 ton per tahun dan tin solder dengan brandnya Bankaesa mampu memproduksi 2.000 ton per tahun.
“Kita ekspor ke luar negeri mulai dari sejumlah negara eropa, amerika dan India. Sedangkan di dalam negeri produk kita mampu mensuplai 50 persen. Nah, saat ini kita terus meningkatkan dan gencar memasarkan produk. Kita fokus ke sana (pasar-red). Dan nantinya setelah pasar kita maksimal, baru kita pengembangan perusahaan dan di Babel bisa saja di bangun industri hilir,” katanya.
Pihaknya ditambahkan Purwoko, juga saat ini gencar ingin merubah dan mengedukasi pasar. Salah satunya adalah penggunaan timbal di produk pipa. Saat ini, kisahnya banyak produk pipa paralon yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan.
“Produk seperti pipa tidak boleh pakai timbal, di eropa sangat ketat soal itu dan di Indonesia masih ada produk pipa yang mengandung timbal. Nah, kita ajak para produsen untuk beralih dengan menggunakan produk kimia kita yang ramah lingkungan dan aman dari sisi kesehatan. Kita juga gencar ke Perindustrian danLingkungan Hidup agar ada perubahan dari sisi SNI dalam produk perpipaan di Indonesia,” terangnya.
Selama kegiatan, awak media diajak melihat langsung sejumlah fasilitas yang ada di beberapa gedung diantaranya laboratorium, pengolahan dan pengemasan produk. Untuk berkunjung ke PT Timah ini pun tidak bisa sembarangan, pengunjung harus mematuhi aturan dan ketentuan yang ditetapkan salah satunya adalah mengenakan helm, masker dan sepatu khusus. (Ar)