Peringati Hari Bumi Sedunia, Walhi Babel Ajak Sadar Lingkungan

Ilustrasi

PANGKALPINANG, LASPELA- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Eksekutif Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengajak masyarakat agar bahu membahu menyelamatkan lingkungan dari kerusakan. Kerusakan alam merupakan tanggungjawab bersama. Demikian pula dalam menjaganya harus bersama-sama pula.

“Kita lihat sendiri, Kepulauan Bangka Belitung sampai hari ini belum sepenuhnya bebas dari aktivitas perusakan, baik di lingkungan laut maupun di darat. Ini adalah tugas kita bersama untuk menyelamatkan masa depan bumi dan generasi,” tegas Muhamad Taufik Hidayah, Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Babel, akhir pekan lalu.

Ajakan Hidayah itu disampaikan dalam rangka memperingati Hari Bumi 2017, yang diperingati secara internasional setiap tahunnya pada tanggal 22 April. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Eksekutif Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar berbagai aktivitas, diantaranya penanaman pohon di kawasan Mangrove, Bersih Pantai dan Focus Group Discussion (FGD).

Kegiatan WALHI dipusatkan di Pantai Rebo Sungailiat Kabupaten Bangka. Kegiatan ini bertujuan mengajak masyarakat memahami arti penting menjaga bumi, menjaga lingkungan yang bersih, baik di darat, laut, maupun sungai.

“Membangun kesadaran masyarakat. Itulah poin pentingnya kegiatan ini. Oleh karena itu kita juga menggelar FGD agar kita bisa saling sharing, atau berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan teman-teman yang lain. Selain para nelayan, kita juga melibatkan anggota Walhi dari teman-teman mahasiswa yang ada di Babel,” ujar Hidayah.

Hidayah, atau yang kerab dipanggil Dayat, menjelaskan di Indonesia sendiri, kegiatan memperingati Hari Bumi belum banyak dilakukan sebagaimana peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia setiap tanggal 5 Juni. Karenanya, selain untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga bumi, kegiatan ini juga menjadi bagian dari kampanye kepada masyarakat bahwa ada juga Hari Bumi yang perlu diperingati.

“Keduanya (Hari Bumi Sedunia dengan Hari Lingkungan Sedunia), tidak ada perbedaan mendasar. Hanya sejarah kemunculannya saja yang berbeda,” ungkap Dayat.

Kegiatan memperingai Hari Bumi itu sendiri diikuti oleh perwakilan nelayan Rebo, perwakilan Pemerintah Desa Rebo, OPASMOB, KOPASSAS STAIN SAS BABEL, KOMPAS UBB, PETALUHUT ATMA LUHUR, MAPASOS UBB, GEMPAL STKIP dan MAHACITA POLMAN. (ags/*)