“Ramahlah terhadap Lingkungan!”

  • Eljohn Lakukan Penanaman Bipori Perdana di Pulau Bangka
  • Wisatawan Cerdas Tinggalkan Destinasi yang tak Ramah Lingkungan
  • Mereka tidak Membayarkan Dana Wisata untuk Merusak Alam

DR JOHNNIE SUGIARTO, CEO Eljohn Indonesia mengajak semua pihak, khususnya stakeholder pariwisata Kepulauan Bangka Belitung untuk serius dan berkomitmen ramah terhadap lingkungan. Ajakan itu disampaikan di tengah makin cerdasnya para wisatawan.

“Wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara semakin cerdas. Wisatawan tidak akan membelanjakan uangnya kepada daerah destinasi wisata yang tidak ramah lingkungan. Destinasi wisata yang tidak ramah lingkungan akan  wisatawan,” tandas Johnnie Sugiarto di hadapan peserta Seminar Biopori sesudah melakukan Penanaman Biopori di Parai Beach Resort & Spa, Kamis (23/3-2017).

Seminar biopori bertema “save the nature for the future”  diikuti para mahasiwa dari berbagai perguruan tinggi di Babel. Hadir pada acara tersebut Kepala Dinas Pariwisata Bangka, Thony Marza cq Ridwan Somad dan Kepala Dinas Pertanian Bangka, Kemas Arfani Rahman serta Ketua Yayasan El-John Babel, Suyono.

Biopori, kata Johnnie Sugiarto, merupakan langkah nyata ramah lingkungan. Biopori merupakan lubang yang dibentuk oleh aktifitas makhluk hidup yaitu mikroba. “Biopori merupakan langkah nyata yang akan mengantisipasi banjir sekaligus menyediakan air saat kekeringan karena daya resap bipori terhadap air tanah,” kata Johnnie.

Sebelum seminar, Yayasan El John Indonesia melakukan penanaman biopori  bersama pejabat Kepulauan Bangka Belitung dan menghadirkan Miss Tourism World Indonesia 2017, Dewa Ayu Windu Sari Devi dan Miss Earth Air Indonesia 2016 Yovita Iskandar. Kegiatan ini termasuk dalam rangkaian HUT Parai Beach Resort & Spa ke-26 tahun.

Penanaman Biopori di Parai Beach Resort & Spa Sungailiat tersebut dilakukan serentak oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Babel, Cepi Nugraha, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka, Meilena, CEO El John Indonesia Johnie Sugiarto dan Kabag Ren Polres Bangka Kompol Kardinata.

Tampak hadir juga Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka, Meilena, Kepala Dinas Pertanian, Ir Kemas Arpani Rahman, Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Bangka Tony Marza, Ketua Yayasan El John Babel Soeyono dan Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Media Satya NEGERI LASKAR PELANGI, Agus Ismunarno.

Lingkungan Sehat

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka, Meina Lina mengatakan, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa setiap manusia dijamin Undang-Undang untuk mendapatkan kualitas lingkungan yang layak sehingga setiap orang mempunyai hak untuk mendapatkan lingkungan sehat, bersih, rapi baik secara estetika maupun dari aspek sanitasi dan kesehatan lingkungan.

“Langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam usaha mempertahankan kualitas lingkungan yang layak diantaranya memilah sampah sesuai dengan jenisnya, tidak membuang sampah sembarangan, menggunakan air secara bijak, mengolah sampah organik menjadi pupuk, memperbanyak ruang terbuka hijau dan beberapa hal lain yang bisa dilakukan,” imbuhnya.

Dijelaskannya, biopori merupakan salah satu upaya menabung air hujan ke dalam tanah sekaligus juga dapat dijadikan sebagai media pengomposan dan penambahan unsur hara dalam tanah apabila dalam lubang biopori yang ditanam disimpan atau masukkan daun dan bekas potongan rumput ketika membersihkan lingkungan sekitar.

Sedang Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Babel, Cheppy Nugraha, pada kesempatan itu mengatakan, menurunnya kualitas dan kuantitas air adalah buah dari perbuatan kita sendiri karena kurang bijaksana mengelola sumber daya alam termasuk sumber air. Degradasi sumber air merupakan persoalan serius termasuk terjadi di Babel.

“Kita sering kekeringan atau kebanjiran. Degradasi sumber air mempengaruhi kualitas air yaitu banyaknya pertumbuhan penduduk yang meningkat ditambah lagi sistem pengolahan limbah rumah tangga yang belum dikelola dengan baik sehingga limbah rumah tangga yang mengandung minyak, lemak dan kandungan lain mempengaruhi kondisi air di provinsi kita” kata Cheppy. (adv/eko)