PANGKALPINANG- Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Sekda Babel) Yan megawandi meminta para pihak termasuk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID ) Babel untuk bersama-sama bersinergi menuntaskan persoalan inflasi di Bangka Belitung yang cukup tinggi beberapa waktu belakangan ini.
Menurut Yan Megawandi, saat ini Babel masih menjadi salah satu provinsi dengan angka inflasi cukup tinggi yakni mencapai 6,75 persen pada 2016 lalu.
Pernyataan tersebut mengemuka dalam rapat koordinasi TPID Babel yang berlangsung di Ruang Pantai Tanjung Pesona Kantor Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (30/3/2017).
“Rakor kita hari ini diharapkan bisa menjadi wadah untuk berkoordinasi, berkomunikasi serta memberikan informasi tentang bagaimana caranya mengendalikan inflasi di Babel yang saat ini masih memegang rekor seperti pada tahun 2016 yang mencapai 6,75 yang mana angka ini cukup tinggi dibandingkan target nasional,” kata Yan Megawandi.
Sejak didirikannya TPID pada 2014 lalu, serta dikeluarkannya Surat Edaran Menteri Dalam Negeri tahun 2013, Yan Megawandi mengakui bahwa TPID masih belum mampu mengurangi angka inflasi bahkan mencatat Babel sebagai pemilik angka inflasi tertinggi pada tahun 2014 yang mencapai angka 9, 24 persen.
“Sejak didirikannya TPID tahun 2014 angka inflasi kita tercatat paling tinggi saat itu yakni 9, 24 persen yang mana kota Tanjungpandan dan kota Pangkalpinang menjadi contoh,” bebernya.
Dia pun berharap ke depan TPID Babel dapat berkoordinasi dengan Kabupaten/Kota agar bisa lebih semangat menyelesaikan permasalahan inflasi saat ini.
Yan megawandi selaku ketua TPID Babel berharap agar tahun 2017 ini angka inflasi di Bangka Belitung dapat dikendalikan sesuai target nasional.
“Semoga akhir tahun 2017 nanti angkanya tidak terlalu tinggi dan yang harus menjadi perhatian kita semua ada beberapa faktor yang juga harus menjadi kebijakan kita untuk menekan angka inflasi ini seperti komoditi harga tiket angkutan udara dan harga cabe yang menjadi penyumbang terbesar inflasi di Bangka Belitung pada tahun 2016 lalu,” tuturnya.
Membaik
Kepala Kantor Perwakilan BI Babel, Bayu Martatanto menegaskan, walaupun angka inflasi Babel 6,75 %, namun secara standar deviasi atau data inflasi dibanding rata-rata gatenya mulai rendah dari tahun 2014 hingga 2016 atau dengan kata lain sudah membaik.
Inflasi Babel tersebut, dilanjutkan Bayu, dengan target nasional batas atasnya adalah 5%, sebenarnya tercapai, karena hanya 1 sektor saja yang membuat Inflasi sebesar itu.
Bayu Martanto berharap kerjasama dengan BPS dapat memperkuat data yang penting untuk pengambilan keputusan berkaitan dengan Inflasi maupun daya dorong ekonomi Daerah.
Selain itu Bayu juga meminta adanya sinergitas berbagai elemen sehingga dapat merubah Babel dari Inflasi yang tinggi menjadi Provinsi dengan Pertumbuhan Ekonomi yang Tinggi.
Kepala BPS Babel, Darwis Sitorus mengatakan, BPS sebagai mitra TPID Babel menjadi juru potret bagaimana memahami upaya sinergitas yang dilakukan, turun ke lapangan memotret bagaimana perubahan harga yang dicerminkan dalam inflasi.
“Inflasi di Babel dalam beberapa tahun ini, sudah cenderung membaik atau tidak tinggi lagi, walaupun ada pertumbuhan ekonomi yang melambat. Saya yakin dengan berakhirnya kegiatan ini, akan mempengaruhi Inflasi Babel,” tutupnya. (ril)