JAKARTA, LASPELA- Gaya hidup masyarakat generasi milinial yang sudah bergantung pada digital disorot Kementerian Pariwisata (Kemenpar) guna menggeliatkan sektor pariwisata Indonesia.
Upaya tersebut seiring dengan tiga program utama Kemenpar yaitu Go Digital, Homestay Desa Wisata, dan Aksebilitas Udara atau Konektivitas.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mendorong berbagai pihak terutama perguruan tinggi pariwisata di Indonesia, untuk familiar dengan perkembangan digital. Kini format urusan pariwisata makin gampang dengan digitaliasi, salah satu contohnya transaksi pemesan tiket paket wisata secara online melalui perangkat gawai.
“Jadi pelajaran-pelajaran digital, online travel agent, search and share menggunakan digital wajib diajarkan di perguruan tinggi,” kata Arief di sela-sela acara pembukaan Rapat Koordinasi Perguruan Tinggi Pariwisata ke-III di Hotel Mercure, Jalan Setiabudhi, Kota Bandung, Senin (13/3/2017).
Penggunaan digital, kata Arief Yahya, itu sebuah keniscayaan. Future customers atau pelanggan masa depan, menurutnya, sudah hampir pasti digital minded semua. Dunia sekarang sudah berada dalam genggaman.
“Kalau tak segera mengubah pola pikir ke digital, kita pasti ketinggalan. Sulit mengejar rival-rival utama kita,” katanya.
Memang, sudah tak bisa dibantah lagi, perilaku manusia sudah bergeser ke digital. Warung Telekomunikasi yang dulunya menjamur hingga 124.000 buah hingga ke pelosok-pelosok kampung sudah ditinggalkan. Transportasi konvensional perlahan mulai tergerus dengan layanan aplikasi berbasis digital. Belanja pun sudah mulai bergeser ke e-commerce.
Pengguna internet di seluruh dunia jumlahnya terus naik. Ponsel dan koneksi broadband mobile sudah menjadi menu wajib yang sulit ditolak. Sudah menjadi basic need. Menurut lembaga riset pasar e-Marketer, populasi netter dunia mencapai tiga miliar orang pada 2015.
“Dunia sudah dalam genggaman. Untuk memenangkan peperangan cara paling gampangnya ya menggunakan IT dan Go Digital,” ujar Menpar Arief.
Soal IT dan Go Digital, Menpar Arief Yahya terlihat sangat yakin. Salip menyalip teknologi aplikasi serta kejar mengejar kecepatan komunikasi data hingga kompetisi menyediakan content terbaik, sudah sering dilakoni Arief Yahya saat bertahun-tahun menakhodai PT Telkom yang bergerak di sektor telekomunikasi itu. Rasa optimis pun terbangun.
“Akan saya buktikan penggunaan digital itu akan membuat kualitas SDM pariwisata Indonesia melompat lebih tinggi,” ujarnya.
Arief Yahya juga meminta perguruan tinggi pariwisata untuk memasukkan digital sebagai bagian dari kurikulum pendidikannya. Sekolah Tinggi wajib go digital dan diajarkan secara nyata kepada anak didiknya.
Anak-anak muda, disebut Arief Yahya, sebagai pelanggan masa depan, juga sudah sangat digital. Mereka search and share dengan digital. Industrinya juga harus go digital, karena calon kliennya juga sudah beralih ke digital.
“Maka, sangat aneh jika perguruan tinggi masih belum go digital. 70 anak-anak muda sudah menjadikan digital sebagai lifestyle,” tukasnya.
Sumber: Detik.com