- Bantu Bidan Cari Akseptor KB
MANGGAR, LASPELA–Setelah sekian lama samar-samar terdengar, kini Program Keluarga Berencana (KB) dua anak cukup diserukan kembali oleh Pemerintah melalui Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB).
Semua lapisan masyarakat tentu paham betul bahwa Program KB dimaksudkan selain untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, juga untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Untuk mendukung Program KB tersebut, Bintara pembina desa (Babinsa) di Kodim 414 Belitung Timur ditugaskan mengkampanyekan Program KB dengan menjadi penyuluh KB dan mencari akseptor KB.
Bahkan tahun 2017 ini, mereka ditargetkan harus mencari minimal 5 akseptor KB pria.
Hal tersebut diungkapkan Perwira Penghubung Kodim 414 Belitung, Mayor Inf. Tri Joyo usai Sosialisasi Akses dan Pembinaan Kepesertaan KB di Daerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK) dan Sasaran Khusus (KB Pria) di Hotel Guess, Manggar, Jumat (17/2/2017).
“Ini sudah perintah atasan, sebelumnya Panglima kita memang sudah ada MoU dengan BKKBN untuk membantu Program KB. Sebagai Koramil yang punya perpanjangan tangan Babinsa, kita membantu bidan untuk mendapatkan akseptor KB,” jelas Tri.
Komandan Rayon Militer (Danramil) 414-02 Manggar tersebut menyebutkan jika mereka diharuskan mencari minimal kouta 5 orang target KB Pria vasektomi tahun ini.
Dia memastikan jika bantuan yang mereka berikan terhadap program KB itu tidak akan mengganggu aktivitas dan kewajiban utamanya sebagai penjaga kedaulatan RI.
“Kan bisa kita lakukan pas di luar jam dinas, pas ngopi di warkop atau kunjungan ke desa-desa. Babinsa kita yang bergerak, tahun-tahun dulu bisa sampai belasan hingga puluhan orang. Pokoknya di atas target kouta,” kata Tri kepada LASPELA.
Menurutnya, Babinsa berhasil menjaring akseptor KB pria, maka akseptor tersebut akan mendapatkan fasiltas dan berada dalam tanggung jawab Babinsa. Bahkan jika akseptor berada di lokasi yang jauh mereka akan mendapatkan pengawalan.
“Kita kawal, kesehatannya kita awasi. Jika terjadi komplain atau kesalahan, itu tanggung jawab kita. Intinya kita jaga sampai mereka benar-benar sembuh,” jelas Tri.
Tidak Mudah
Meski begitu Tri mengakui, saat ini sudah tidak mudah lagi mencari akseptor KB pria, khususnya di kota. Untuk itu, mereka akan merubah strategi dengan mencarinya ke pulau-pulau yang ada.
“Cuman kendala kita di akses transportasi, kemarin saja pas kita ingin fasilitas KB ke pulau kita di hadang badai dan gelombang tinggi. Itu yang jadi hambatan kita, sehingga hasil kita kurang maksimal,” ujarnya.
Plt. Sekretaris Daerah, Evi Nardi juga mengakui mencari akseptor KB tak semudah membalikkan telapak tangan. “Banyak hambatan yang harus dihadapi. Apalagi melakukan program KB daerah terpencil. Akses yang sulit, waktu, dan mobilitas kurang memadai menjadi factor penyebab,” kata Evi.
Evi mengungkapkan Kabupaten Beltim memliki beberapa pulau yang penting untuk mendapatkan informasi tentang KB Pria. Di mana dengan infromasi yang masih sulit, para pria yang telah berkeluarga masih minim, bahkan belum ada yang menggunakan vasektomi.
“Apalagi masyarakat yang tinggal di daerah pelosok dan pulau-pulau masih menganut pemikiran bahwa KB hanya diperuntukkan untuk wanita. Aspek sosial budaya masyarakat menjadi faktor rendahnya kesadaran pria untuk berperan mensukseskan program KB,” bebernya.
Reporter: Junianto/hum
Editor : Stefan H. Lopis