- Harga Lada Bangka di Pasaran Dunia Rp.450.000- Rp.500.000/Kg
- Basel Jadi Lumbung Lada Nasional
- Bupati Janji Stabilkan Harga Lada
TOBOALI, LASPELA- Pertanian menjadi salah satu dari tiga agenda prioritas pemerintahan Justiar Noer dan Riza Herdavid dalam mempercepat pembagunan daerah di bidang perekonomian di Kab. Bangka Selatan (Basel).
Hal ini bukanlah prioritas asal-asalan mengingat potensi pertanian di negeri junjung besaoh begitu besar. Di samping mayoritas masyarakatnya yang bermata pencaharian petani, Basel juga memiliki lahan cukup luas yang bisa digunakan masyrakat untuk bertani.
Salah satu pertanian yang terus dikembangkan masyarakat Basel hingga saat ini yakni perkebunan lada. Minat masyarakat untuk berkebun lada sebelumnya sempat menurun karena banyak yang beralih ke sektor pertambangan.
Namun dengan menggeliatnya harga lada yang pernah tembus ke harga Rp.160.000/kg dan mulai tidak menjanjikannya sektor pertambangan rakyat, membuat masyarakat kembali beralih ke sektor perkebunan lada. Alhasil, Bangka Selatan pun ditetapkan menjadi lumbung lada nasional.
Hal tersebutlah yang mendorong Drs.H.Justiar Noer,ST,MM.M.Si selaku Bupati Bangka Selatan, melakukan kunjungan ke Belanda beberapa waktu lalu untuk melihat langsung potensi pasar lada dunia yang nantinya bisa bermanfaat bagi percepatan ekonomi petani lada di Bangka Selatan.
Dirinya mengatakan, kunjungannya ke Belanda bukanlah semata-mata hanya sekedar jalan-jalan ataupun mengurus kepentingan pribadi, melainkan untuk kepentingan masyarakat khususnya para petani lada yang ada di Basel agar nantinya Bangka Satan tidak hanya ditetapkan sebagai lumbung lada nasional saja tetapi harga lada juga bisa berimbang dengan harga di pasaran dunia yang sebenarnya.
Justiar mengungkapkan, orang Belanda mengakui bahwa lada dari pulau Bangka merupakan lada kualitas terbaik di dunia. Karena itu, tak heran jika harga lada asal pulau Bangka lebih mahal dibandingkan lada dari daerah lainnya di dunia yakni Rp.450.000- Rp.500.000 namun ironisnya harga lada di tingkat petani hanya berkisar antara Rp.100.000-Rp.150.000
“Orang Belanda mengakui bahwa lada dari pulau Bangka merupakan lada kualitas terbaik di dunia. Karena itu, tak heran jika harga lada asal pulau Bangka lebih mahal dibandingkan dengan harga lada dari daerah lainnya di dunia yakni Rp.450.000- Rp.500.000.
Namun ironisnya, harga lada di tingkat petani kita hanya berkisar antara Rp.100.000-Rp.160.000, inilah PR kami yang harus kami carikan solusinya,” kata Justiar pada acara diskusi dan deklarasi akbar yang diselenggarakan MPC Pemuda Pancasila Basel di Wendi Cafe, Kamis (19/01/2017) lalu.
Dirinya lantas mengajak para petani lada untuk terus menanam karena prospeknya sangat baik bagi perekonomian petani lada.
Dia juga berjanji untuk terus mengupayakan agar harga lada tetap stabil bahkan lebih mahal lagi demi kesejahteraan petani lada di Kab. Basel
“Teruslah kembangkan perkebunan lada karena prospeknya sangat baik bagi ekonomi petani lada. Kami akan terus mengupayakan agar harga lada tetap stabil bahkan lebih mahal lagi demi kesejahteraan petani lada di Bangka Selatan,” tukasnya.
Penulis: Wiwin Suseno
Editor : Stefan H. Lopis