- Presiden Terima BJ Habibie dan Try Sutrisno di Istana
- Jokowi: Pancasila Benteng ekstremisme dan radikalisme
PRESIDEN Joko Widodo menerima dua kunjungan, yakni Presiden Ke-3 RI BJ Habibie dan Wakil Presiden Ke-6 RI Try Sutrisno di Istana Merdeka, Kamis (19/1/2017). Tema besar pertemuan mereka ialah penguatan Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Pertemuan Presiden dengan Habibie dan Try digelar pada waktu yang berbeda. Berdasarkan jadwal harian Presiden, pertemuan dengan Try digelar pukul 09.30 WIB. Habibie diterima pada pukul 14.00 WIB. Pertemuan berlangsung tertutup dan tidak ada keterangan yang bisa diperoleh wartawan.
Mensesneg Pratikno yang turut mendampingi Jokowi mengatakan Kepala Negara mau mendengar pendapat keduanya soal penguatan Pancasila. “Intinya Pak Sutrisno mengapresiasi upaya Pak Presiden untuk membuat upaya ekstra bagi pemantapan Pancasila dalam waktu yang secepat-cepatnya,” kata Pratikno.
Penguatan Pancasila menjadi fokus utama Presiden. Dalam sejumlah kesempatan, Jokowi kerap mengingatkan Pancasila sebagai benteng terhadap ekstremisme dan radikalisme. Presiden juga menyebut Pancasila mampu menjadi pengukur nilai-nilai yang tidak sesuai dengan budaya bangsa.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah memutuskan membentuk Unit Kerja Pemantapan Pancasila. Unit yang berada langsung di bawah Presiden ini dibentuk agar masyarakat mengamalkan pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut Pratikno, Try banyak memberikan masukan kepada Jokowi mengenai Unit Kerja Pemantapan Pancasila itu.
“Pak Try memberikan beberapa masukan apa yang harus dilakukan, metodenya seperti apa, bentuk lembaganya seperti apa. Intinya Pak Try mengapresiasi luar biasa terhadap gagasan Pak Presiden dalam melakukan akselerasi pemantapan Pancasila,” ujarnya.
Tema pemantapan Pancasila dan persoalan intoleransi menjadi tema perbincangan Jokowi dengan Habibie. Pratikno menyebut pertemuan tersebut banyak membahas kondisi sosial di Indonesia saat ini.
Menurut Pratikno, Habibie mengatakan kepada Presiden bahwa Indonesia punya modal besar untuk menjaga kehidupan yang toleran. Muslim Indonesia memiliki karakter toleran.
“Jadi, Pak Habibie meyakinkan ke Presiden bahwa kekuatan kita menjaga Bhinneka Tunggal Ika sangat kuat,” tegasnya.
Sumber: Media Indonesia